Jika
pada awalnya kita mengasumsikan tingkat suku bunga domestik sama dengan suku
bunga dunia : r = r* maka sebenarnya karena adanya perbedaan resiko negara ( ) dan ekpektasi kurs
di tiap negara maka untuk mengkompensasinya tiap negara harus menawarkan
tingkat suku bunga yang berbeda. Dimana semakin tinggi tingkat resiko suatu
negara semakin tinggi pula tingkat suku bunga untuk mengkompensasi resiko
tersebut.
Formulasi dari suku bunga domestik
yang disesuaikan dengan tingkat resiko di tiap negara menjadi :
r = r* + ……………………………………………………….
(2.9)
Hal
ini pun akan mempengaruhi persamaan dalam pasar barang dan jasa yang
dipresentasikan oleh persamaan kurva IS-LM :
IS*
à
Y = C (Y-T) + I(r* + ) + G + NX (e) …………… (2.10)
LM*
à Y =
L (r* + , Y ) ………………………………... (2.11)
Peningkatan resiko dalam suatu
negara (misalkan karena adanya kemelut politik atau gangguan keamanan di satu
negara) akan meningkatkan premi resiko ( ) sehingga suku bunga
domestik juga naik. Hal ini memiliki dua dampak; di pasar barang (IS*) kenaikan
suku bunga akan menurunkan investasi, sedangkan di pasar barang (LM*) hal ini
akan menurunkan permintaan uang sehingga menaikkan tingkat pendapatan untuk
penawaran uang tertentu. Hasilnya adalah penurunan nilai tukar atau depresiasi
bagi negara yang bersangkutan. Secara grafis hal ini diperlihatkan sebagai
berikut:
Grafik 2.3
Kenaikan dalam Premi Resiko
Sumber : Mankiw,Gregory.1999.Teori
Makroekonomi.Erlangga.p306.
Sedangkan dampak pada ekpektasi kurs
mendorong terjadinya ekspektasi kurs tesebut dimasa kini. Misalnya jika
masyarakat mengekspektasikan suatu mata uang akan mengalami apresiasi maka
nilai tukar dari mata uang tersebut akan mengalami apresiasi pada masa kini.
No comments:
Post a Comment