Saturday, June 18, 2016

Komitmen Organisasi

Klik Disini untuk Download SKRIPSI LENGKAP
 Komitmen organisasi cenderung didefinisikan sebagai suatu perpaduan antara sikap dan perilaku. Komitmen organisasi menyangkut tiga sikap yaitu, rasa mengidentifikasi dengan tujuan organisasi, rasa keterlibatan dengan tugas organisasi, dan rasa kesetiaan kepada organisasi (Ferris dan Aranya, 1983 dalam Aji dan Sabeni, 2003). Aranya et al. (1981) dalam Januarti dan Bunyaanudin (2006) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai berikut:
      Sebuah kepercayaan dan penerimaan terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai dari organisasi dan atau profesi.
      Sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh guna
kepentingan organisasi dan atau profesi.
      Sebuah keinginan untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi dan atau
profesi.
Komitmen merupakan sebuah sikap dan perilaku yang saling mendorong (reinforce) antara satu dengan yang lain. Karyawan yang komit terhadap organisasi akan menunjukkan sikap dan perilaku yang positif terhadap lembaganya. Karyawan akan memiliki jiwa untuk tetap membela organisasinya, berusaha meningkatkan prestasi, dan memiliki keyakinan yang pasti untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi. Komitmen karyawan terhadap organisasinya adalah kesetiaan karyawan terhadap organisasinya, di samping juga akan menumbuhkan loyalitas serta mendorong keterlibatan diri karyawan dalam mengambil berbagai keputusan. Oleh karenanya komitmen akan menimbulkan rasa ikut memiliki (sense of belonging) bagi karyawan terhadap organisasi (Trisnaningsih, 2002).
Robbins (2003) mengemukakan komitmen karyawan pada organisasi merupakan salah satu sikap yang merefleksikan perasaan suka atau tidak suka dari seseorang karyawan terhadap organisasi tempat ia bekerja. Meyer et al. (1990) dalam Hayutri (2005) mengemukakan tiga komponen tentang komitmen organisasi:
1.        Affective Commitment (Komitmen Afektif) terjadi apabila karyawan ingin menjadi bagian dari organisasi karena adanya ikatan emosi (emotional attachment). Jadi karena dia memang menginginkan (want to). Meyer et al. (1990) dalam Hayutri (2005) menjelaskan bahwa pandangan ini serupa dengan beberapa definisi dan konseptualisasi lain, misalnya:
        Cohesion Commitment sebagai keterkaitan individu dengan emosi kelompok.
        Partisan sebagai keterkaitan afektif individu pada tujuan dan nilai organisasi, pada satu peran dalam kaitan dengan tujuan dan nilai pada organisasi itu sendiri.
        Organitational          Commitment    sebagai            kekuatan          relative            individu
mengidentifikasikan dengan terlibat dalam organisasi.
2.        Continuance Commitment (Komitmen Kontinuan) terjadi apabila karyawan tetap bertahan pada suatu organisasi karena membutuhkan gaji dan keuntungankeuntungan lain, dengan kata lain, karena dia membutuhkan (need to).
3.        Normative Commitment (Komitmen Normatif) terjadi dari nilai-nilai diri karyawan. Karyawan bertahan menjadi anggota organisasi karena ada kesadaran bahwa berkomitmen terhadap organisasi merupakan hal yang memang

seharusnya  dilakukan. Jadi karena dia merasa berkewajiban (ought to).  
Klik Disini untuk Download SKRIPSI LENGKAP

No comments:

Post a Comment