Komitmen organisasi cenderung didefinisikan
sebagai suatu perpaduan antara sikap dan perilaku. Komitmen organisasi
menyangkut tiga sikap yaitu, rasa mengidentifikasi dengan tujuan organisasi,
rasa keterlibatan dengan tugas organisasi, dan rasa kesetiaan kepada organisasi
(Ferris dan Aranya, 1983 dalam Aji dan Sabeni, 2003). Aranya et al. (1981) dalam Januarti dan
Bunyaanudin (2006) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai berikut:
• Sebuah
kepercayaan dan penerimaan terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai dari
organisasi dan atau profesi.
• Sebuah
kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh guna
kepentingan organisasi dan atau
profesi.
• Sebuah
keinginan untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi dan atau
profesi.
Komitmen merupakan sebuah sikap dan
perilaku yang saling mendorong (reinforce)
antara satu dengan yang lain. Karyawan yang komit terhadap organisasi akan
menunjukkan sikap dan perilaku yang positif terhadap lembaganya. Karyawan akan
memiliki jiwa untuk tetap membela organisasinya, berusaha meningkatkan
prestasi, dan memiliki keyakinan yang pasti untuk membantu mewujudkan tujuan
organisasi. Komitmen karyawan terhadap organisasinya adalah kesetiaan karyawan
terhadap organisasinya, di samping juga akan menumbuhkan loyalitas serta
mendorong keterlibatan diri karyawan dalam mengambil berbagai keputusan. Oleh
karenanya komitmen akan menimbulkan rasa ikut memiliki (sense of belonging) bagi karyawan terhadap organisasi
(Trisnaningsih, 2002).
Robbins (2003) mengemukakan komitmen
karyawan pada organisasi merupakan salah satu sikap yang merefleksikan perasaan
suka atau tidak suka dari seseorang karyawan terhadap organisasi tempat ia bekerja.
Meyer et al. (1990) dalam Hayutri
(2005) mengemukakan tiga komponen tentang komitmen organisasi:
1.
Affective
Commitment (Komitmen Afektif) terjadi apabila karyawan ingin menjadi bagian
dari organisasi karena adanya ikatan emosi (emotional
attachment). Jadi karena dia memang menginginkan (want to). Meyer et al. (1990)
dalam Hayutri (2005) menjelaskan bahwa pandangan ini serupa dengan beberapa
definisi dan konseptualisasi lain, misalnya:
•
Cohesion
Commitment sebagai keterkaitan individu dengan emosi kelompok.
•
Partisan
sebagai keterkaitan afektif individu pada tujuan dan nilai organisasi, pada
satu peran dalam kaitan dengan tujuan dan nilai pada organisasi itu sendiri.
•
Organitational
Commitment sebagai kekuatan
relative individu
mengidentifikasikan dengan terlibat
dalam organisasi.
2.
Continuance
Commitment (Komitmen Kontinuan) terjadi apabila karyawan tetap bertahan
pada suatu organisasi karena membutuhkan gaji dan keuntungankeuntungan lain,
dengan kata lain, karena dia membutuhkan (need
to).
3.
Normative
Commitment (Komitmen Normatif) terjadi dari nilai-nilai diri karyawan.
Karyawan bertahan menjadi anggota organisasi karena ada kesadaran bahwa
berkomitmen terhadap organisasi merupakan hal yang memang
seharusnya dilakukan. Jadi karena dia merasa
berkewajiban (ought to).
Klik Disini untuk Download SKRIPSI LENGKAP
Klik Disini untuk Download SKRIPSI LENGKAP
No comments:
Post a Comment