Pada orang kreatif
kemampuan berpikir divergen merupakan hal yang menonjol. Berpikir divergen
adalah bentuk pemikiran terbuka, yang menjajaki bermacam-macam kemungkinan
jawaban terhadap suatu
persoalan atau masalah. Secara
universal, produk divergen yang dikaitkan dengan kemampuan spesifik dari
Guilford (dikutip oleh Dedi Supriyadi) yang melibatkan lima proses kreatif
berikut:
a) Kelancaran
(fluency) adalah kemampuan untuk
memproduksi banyak gagasan .
b) Keluwesan
(fleksibility) adalah kemampuan untuk
mengajukan bermacam-macam pendekatan dan atau jalan pemecahan terhadap suatu
masalah.
c) Keaslian
(originalitas) adalah kemampuan untuk
melahirkan gagasan-gagasan asli sebagai hasil pemikiran sendiri dan tidak
klise.
d) Penguraian
(elaboration) adalah kemampuan untuk
menguraikan sesuatu secara terperinci.
e) Perumusan
kembali (redefinisi) adalah kemampuan untuk mengkaji/menilik kembali suatu
persoalan melalui cara dan perspektif yang berbeda dengan apa yang sudah lazim.[1]
Orang kreatif juga
memerlukan kemampuan berpikir konvergen, yaitu kemampuan berpikir yang berfokus
pada tercapainya satu jawaban yang paling tepat terhadap suatu persoalan atau
masalah. Hal ini diperlukan untuk memilih aspek masalah yang relevan dan
membuang yang tidak relevan (selective
encoding), mengkreasi sistem koheren dari informasi yang berbeda serta
mengintegrasikan informasi baru dengan yang telah diketahui sebelumnya. Melalui
cara berpikir yang lancar dan fleksibel, orang kreatif mampu mengadaptasi
hampir semua situasi agar tujuannya tercapai.
Menurut Utami
Munandar, ciri-ciri afektif orang yang kreatif meliputi rasa ingin tahu, merasa
tertantang terhadap tugas majemuk.[2]
Orang kreatif juga dianggap berani mengambil
risiko dan dikritik, tidak mudah putus asa, dan menghargai keindahan. Kelebihan
lain yang dimiliki orang kreatif adalah mereka mampu melihat masalah dengan
pandangan berbeda, teguh dengan ide, mampu memilah peluang untuk menfasilisasi
maupun menunda keputusan sulit. Mihally berpendapat karakteristik ini
disebabkan mereka pada dasarnya memiliki sistem syaraf lebih peka untuk ranah
tertentu, sehingga keingintahuan merupakan salah satu karakteristiknya.
Kepekaan ini juga menyebabkan kemampuan memilah
antara imajinasi dan realitas..... Baca selengkapnya...>>>
No comments:
Post a Comment