Menurut
Fortina dan Holiday (1991), cemas adalah suatu keadaan subjektif yang tidak
jelas dan spesifik dari kegelisahan, kekhawatiran, ketegangan, rasa tidak aman
dan kadang-kadang disertai rasa takut atau putus asa.
Menurut
Depkes RI (2000), cemas (ancietas)
merupakan reaksi emosional terhadap penilaian individu yang subjektif,
dipengaruhi oleh alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus penyebabnya.
Seseorang
yang mengalami ancaman integritas fisik akan memberikan kesan ketidakmampuan
fisiologis atau berkurangnya kemampuan terhadap perilaku sehari-hari. Ancaman
terhadap integritas fisik dipengaruhi oleh dua factor yaitu :
Ancaman
terhadap perubahan konsep diri biasa terjadi pada setiap orang dan biasanya
mampu diadaptasi dengan baik. Ancaman terhadap konsep diri dapat dipengaruhi
oleh faktor eksternal dan internal.
Rentang respon cemas dibagi atas
dua bagian, yaitu :
Adalah
suatu keadaan dimana terjadi stressor dan bila individu mampu untuk menghambat
dan mengatur hal tersebut, maka akan menghasilkan sesuatu yang positif.
Merupakan
suatu keadaan dimana tidak terjadi pertahanan perilaku individu secara otomatis
terhadap ancaman kecemasan sehingga individu mengalami kecemasan secara
bertahap.
Kecemasan
normal yang berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari.
Respon cemas ringan seperti sesekali bernafas pendek, nadi meningkat, tekanan
darah naik, bibir bergetar, tidak dapat duduk dengan tenang dan tremor halus
pada tangan.
Ditandai
dengan persepsi terhadap masalah menurun sehingga individu kehilanganpegangan
tetapi dapat mengikuti pengarahan dari orang lain. Respon cemas sedang biasanya
meliputi sering bernafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering,
gelisah, tidak mampu menerima rangsangan, susah tidur dan perasaan tidak enak.
Pada
tingkat ini lahan persepsi menjadi sangat sempit dimana individu tidak dapat
memecahkan masalah atau mempelajari masalah. Respon kecemasan yang timbul
misalnya nafas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, berkeringat, sakit
kepala, tidak mampu menyelesaikan masalah.
Pada
tingkat ini, lahan persepsi telah terganggu sehingga individu tidak dapat
mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun telah
diberikan pengarahan. Respon panik seperti nafas pedek, rasa tercekik, pucat,
lahan persepsi sangat sempit, tidak dapat berfikir logis.
No comments:
Post a Comment