Friday, February 3, 2012

Konsep Penyusutan di Dalam Laba Tunai



           Fasilitas fisis atau biasa disebut dengan aktiva operasional menghasilkan pendapatan lebih banyak melalui penggunaannya daripada melalui penjualan kembali aktiva tersebut. Aktiva ini dapat dipandang sebagai kuantitas jasa ekonomi potensial yang dikonsumsi selama menghasilkan pendapatan (Dyckman   dkk, 1996: 590). Fasilitas fisis memberi kontribusi jasa ke operasi berupa kapasitas atau daya. Sehingga kos daya atau kapsitas fasilitas fisis tersebut harus diserap menjadi bagian kos produksi dan akhirnya menjadi beban pendapatan (Suwardjono, 2005: 437). Prinsip-prinsip akuntansi menghendaki adanya penandingan biaya dari semua jenis aktiva operasional dengan pendapatan selama umur manfaatnya. Terminologi akuntansi untuk proses ini berbeda-beda tergantung pada kategori aktiva tersebut :
1.   Penyusutan adalah alokasi periodik biaya aktiva tetap terhadap pendapatan periodik yang dihasilkan.
2.   Deplesi adalah alokasi periodik dari biaya sumber daya alam, seperti cadangan mineral dan kayu, terhadap pendapatan periodik yang dihasilkan.
3. Amortisasi adalah alokasi periodik dari aktiva tak berwujud terhadap pendapatan periodik yang dihasilkan. Istilah amortisasi juga digunakan pada aktiva keuangan dan kewajiban.
Depresiasi merupakan suatu proses alokasi kos secara sistematik dan rasional dan jumlah rupiahnya diukur atas dasar bagian kos potensi jasa yang dianggap telah dimanfaatkan dalam menciptakan pendapatan. Depresiasi sebagai biaya tidak berbeda dengan jenis biaya operasi lainnya. Depresiasi merupakan biaya yang benar-benar terjadi dan dikeluarkan seperti biaya lainnya. Memang benar biaya depresiasi untuk periode tertentu tidak menunjukan pengeluaran pada periode tersebut. Biaya depresiasi mengukur bagian pengeluaran masa lalu yang dipandang layak dibebankan terhadap kegiatan atau pendapatan periode berjalan. Jadi dapat dikatakan bahwa kos fasilitas fisis merupakan suatu bentuk ekstrem biaya dibayar di muka. Akuntansi depresiasi merupakan sarana untuk membebankan biaya dibayar di muka tersebut ke produksi atau periode berjalan (Suwardjono, 2005: 437-438).
            Pengertian depresiasi dan amortisasi sebagai proses akumulasi dana didasari bahwa untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup, perusahaan harus dapat mengganti fasilitas fisik yang habis umurnya. Akibatnya perusahaan harus menyisihkan dana dari pendapatan yang diperoleh. Dengan mengurangi pendapatan, laba akan berkurang sebesar depresiasi dan amortisasi yang dibebankan. Depresiasi dan amortisasi adalah biaya tidak tunai karena depresiasi dan amortisasi tidak memerlukan pengeluaran kas. dianggap sebagai sumber dana untuk menghitung sumber dana atau aliran kas masuk (proceeds) dengan cara menambahkan kembali nilai depresiasi dan amortisasi ke laba akuntansi (Suwardjono, 1989: 439).
Cara menghitung semacam ini hanyalah salah satu teknik penghitungan sumber dana dimana depresiasi dan amortisasi sebagai beban non kas yang artinya biaya tersebut tidak lagi memerlukan pengeluaran kas sekarang ataupun di masa depan. Sehingga pembebanan depresiasi ke dalam pendapatan serta menambahkan kembali nilai depresiasi dan amortisasi ke laba akuntansi dapat dikatakan sebagai teknik dalam menghitung sumber dana.

No comments:

Post a Comment