Friday, February 3, 2012

Kualitas Informasi Laba - Quality of Earning Information



M. Yusuf, dkk (2002) menyebutkan bahwa informasi laba harus dilihat dalam kaitannya dengan persepsi pengambilan keputusan. Karena kualitas informasi laba ditentukan oleh kemampuannya memotivasi tindakan individu dan membantu pengambilan keputusan yang efektif. Hal ini didukung oleh FASB yang menerbitkan SFAC No. 1 yang menganggap bahwa laba akuntansi merupakan pengukuran yang baik atas prestasi perusahaan dan oleh karena itu laba akuntansi hendaknya dapat digunakan dalam prediksi arus kas dan laba di masa yang akan datang.
Berdasarkan latar belakang tersebut, Hendriksen dalam bukunya Accounting Theory edisi kelima (1992:338) menetapkan tiga konsep dalam usaha mendefinisikan dan mengukur laba menuju tingkatan bahasa. Adapun konsep-konsep tersebut meliputi:
a.   Konsep Laba pada Tingkat Sintaksis (Struktural)
Pada tingkat sintaksis konsep income dihubungkan dengan konvensi (kebiasaan) dan aturan logis serta konsisten dengan mendasarkan pada premis dan konsep yang telah berkembang dari praktik akuntansi yang ada. Terdapat dua pendekatan pengukuran laba (income measurement) pada tingkat sintaksis, yaitu: Pendekatan Transaksi dan Pendekatan Aktiva.
b.     Konsep Laba pada Tingkat Sematik (Interpretatif)
Pada konsep ini income ditelaah hubungannya dengan realita ekonomi. Dalam usahanya memberikan makna interpretatif dari konsep laba akuntansi (accounting income), para akuntan seringkali merujuk pada dua konsep ekonomi. Kedua konsep ekonomi tersebut adalah Konsep Pemeliharaan Modal dan Laba sebagai Alat Ukur Efisiensi.
c.      Konsep Laba pada Tingkat Pragmatis (Perilaku)
Pada tinmgkat pragmatis (perilaku) konsep income dikaitkan dengan pengguna laporan keuangan terhadap informasi yang tersirat dari laba perusahaan. Beberapa reaksi usaha users dapat ditunjukkan dengan proses pengambilan keputusan dari investor dan kreditor, reaksi harga surat terhadap pelaporan income atau reaksi umpan balik (feedback) dari manajemen dan akuntan terhadap income yang dilaporkan.
Konsep income ini paling tidak harus memberikan implikasi income sebagai bahan pengambilan keputusan manajemen.
Secara ringkas, laba bersih (net income) disajikan untuk masing-masing kelompok penerima dengan menggunakan konsep-konsep sebagai berikut :
Tabel 2.1
Konsep Laba, Perhitungan dan Penerima Laba
Konsep Laba
Perhitungan Laba
Pihak Penerima Laba
Nilai Tambah
(Value Added)
Harga jual produksi dari jasa dikurangi harga pokok barang dan jasa yang dijual.
Pegawai, pemilik, kreditor dan pemerintah
Laba Bersih Perusahaan
(Enterprise Net Income)
Kelebihan hasil (revenue) dari biaya, seluruh pendapatan (gain) dan rugi. Biaya tidak termasuk bunga, pajak dan bagi hasil.
Pemegang saham, pemegang obligasi dan pemerintah.
Laba Bersih bagi investor
(Net Income to Investor)
Sama seperti enterprise net income tetapi setelah dikurangi pajak penghasilan.
Pemegang saham, pemegang obligai dan kreditor jangka panjang.
Laba bersih bagi pemegang saham residual
(Residual Equity Holders)
Laba bersih kepada pemegang saham dikurangi dividen saham preferen
Pemegang saham biasa (sekarang dan yang potensial) terkecuali prioritas pembayaran tidak terpenuhi.

No comments:

Post a Comment