Aset merupakan suatu item atau milik yang dimiliki oleh
perorangan atau perusahaan yang memiliki nilai uang. Ada beberapa hal yang
harus dipertimbangkan seorang investor
dalam memutuskan untuk memegang atau melepas suatu aset[1]:
Kekayaan (wealth)
Ketika tingkat kekayaan seseorang
meningkat, maka dia memiliki tambahan kekayaan yang dapat digunakan untuk
membeli aset, sehingga akan meningkatkan permintaannya terhadap aset. Respon
permintaan terhadap suatu jenis aset sebagai akibat terjadinya perubahan tingkat
kekayaan seseorang berbeda-beda. Hal ini tergantung pada tingkat respon dari
permintaan suatu jenis aset terhadap perubahan tingkat kekayaan dapat diukur melalui elastisitas kekayaan
terhadap permintaan (wealth elasticity of
demand). Elastisitas kekayaan terhadap permintaan mengukur berapa besar
persentase perubahan kuantitas permintaan atas suatu jenis aset sebagai respon
dari adanya persentase perubahan kekayaan, ceteris paribus.
............................................................................
(2.1)
Dimana
:
adalah elastisitas kekayaan terhadap permintaan
adalah persen perubahan kuantitas permintaan
permintaan aset
adalah persen
perubahan kekayaan
Semakin tinggi persentase perubahan permintaan atas suatu
aset dibandingkan persentase perubahan kekayaan, maka semakin tinggi
elastisitas kekayaan atas permintaan suatu aset.
Berdasarkan atas elastisitasnya aset dapat dibedakan
dalam dua kategori, yaitu necessity dan luxury. Suatu aset
disebut necessity, jika elastisitas kekayaan terhadap permintaannya
lebih kecil dari satu, yaitu jika kenaikan persentase dari kuantitas permintaan
terhadap aset tersebut lebih kecil dari kenaikan persentase kekayaan. Sedangkan
suatu aset disebut bersifat luxury jika elastisitas kekayaannya lebih
besar dari satu. Jika kekayaan
bertambah, maka kuantitas permintaan akan aset ini akan bertambah dengan
persentase yang lebih besar. Semakin besar kekayaan seorang individu maka
keinginannya untuk menambah aset luxury semakin besar. Saham dan
obligasi termasuk dalam kategori aset yang luxury, sedangkan mata uang
dan checking account deposits termasuk dalam kategori aset necessities.
Efek perubahan dari harga terhadap kuantitas permintaan
suatu aset dapat disimpulkan sebagai berikut : kenaikan kekayaan seseorang akan
meningkatkan kuantitas permintaan terhadap suatu aset, dan peningkatan
kuantitas permintaan pada aset luxury lebih besar dari pada aset necessities,
ceteris paribus.
Ekpektasi Pengembalian (Expected Return)
Pengembalian (return)
dari suatu aset mengukur berapa besar keuntungan yang diperoleh apabila kita
menyimpan aset tersebut. Pada saat kita memutuskan untuk membeli suatu aset,
kita akan dipengaruhi oleh besarnya ekpektasi pengembalian (expected return) yang akan kita peroleh
dari menyimpan aset tersebut.
Pada beberapa jenis aset, khususnya yang bersifat luxuries, tingkat suku bunga
menggambarkan ekspektasi pengembalian atas suatu aset. Tingkat suku bunga
berbanding terbalik dengan tingkat harapan pengembalian aset. Tingkat suku
bunga yang tinggi menunjukan tingkat pengembalian yang rendah oleh aset.
Artinya aset tersebut cenderung memiliki resiko atau kerugian yang juga tinggi.
Ketika investor berfikir bahwa suku bunga akan meningkat di masa datang, maka
mereka akan mengantisipasinya. Tingkat pengambalian yang diharapkan sekarang
akan turun, dan permintaan aset tersebut
juga akan turun untuk tiap tingkat suku bunga.
Ekpektasi atas tingkat pengembalian relatif antar aset
juga menjadi hal yang mempengaruhi permintaan atas aset. Jika investor
berekspektasi tingkat pengambalian saham akan lebih tinggi dari obligasi maka
permintaan atas obligasi akan menurun sedangkan permintaan atas saham akan
naik.
Perubahan ekspektasi atas inflasi juga mempengaruhi nilai
aset riil secara langsung dan lainnya secara tidak langsung. Kenaikan
ekspektasi atas inflasi akan membuat nilai nominal dari aset riil naik dan
meningkatkan permintaan atas aset tersebut. Sedangkan karena tingkat
pengembalian yang diharapkan oleh aset lain relatif menjadi lebih rendah maka
permintaan aset lain pun menjadi menurun.
Kesimpulannya adalah peningkatan pada expected return suatu aset relatif
terhadap alternatif aset lainnya akan meningkatkan kuantitas permintaan dari
aset tersebut, ceteris paribus.
Resiko (Risk)
Tingkat risiko atau ketidakpastian dari return
suatu aset juga mempengaruhi permintaan aset tersebut. Semakin besar
ketidakpastian akan pergerakan return dari suatu aset maka semakin besar resikonya. Resiko
yang ada dalam suatu aset dapat diminimalkan dengan menggali informasi
sebanyak-banyaknya atas suatu aset. Dari informasi tersebut seorang investor
akan dapat memperkirakan kemungkinan yang terjadi dimasa datang sehingga bisa
mengantisipasinya.
Namun resiko yang tinggi atas kepemilikan suatu aset
berusaha dikompensasikan dengan tingkat suku bunga (return) yang juga relatif
tinggi. Sehingga investor masih dapat tertarik untuk memegang aset tersebut. Seseorang
yang bersifat risk averse (menolak
resiko) akan memilih saham aset yang memiliki return lebih pasti dari
pada aset yang memiliki resiko lebih besar, walaupun aset tersebut memiliki expected return yang yang sama.
Sebaliknya seorang investor yang bersifat risk
lover, dia mungkin akan membeli saham yang memiliki resiko lebih rendah karena
dia mengharapkan return yang lebih besar walaupun dia memiliki resiko
juga untuk memperoleh return yang sangat kecil bahkan dapat merugi.
Kesimpulannya adalah jika resiko suatu aset meningkat
relatif terhadap alternatif aset lainnya, kuantitas permintaan terhadap aset
tersebut akan menurun, ceteris paribus.
Likuiditas (liquidity )
Faktor lain yang mempengaruhi permintaan terhadap suatu
aset adalah seberapa mudah aset tersebut ditukar menjadi uang (cash) tanpa menimbulkan banyak biaya.
Kebutuhan akan likuiditas suatu aset semakin tinggi ketika kebutuhan atas
transaksi harian meningkat. Aset berupa
saham, lebih likuid dari pada aset
berupa sebidang tanah. Saham dapat dijual dengan biaya transaksi yang lebih
rendah dalam pasar yang terorganisasi dengan baik, dimana terdapat banyak
pembeli, sehingga saham dapat dijual dengan biaya transaksi yang rendah.
Kesimpulannya adalah semakin likuid suatu jenis
aset relatif terhadap aset lainnya, maka aset tersebut akan semakin diinginkan
sehingga kuantitas permintaannya akan meningkat.
[1]Mishkin, Frederic. 2001. The
Economics of Money Banking and Financial Market. Sixth Edition. Harper
Collins.
No comments:
Post a Comment