Sunday, February 12, 2012

Teori Permintaan Aset



Aset merupakan suatu item atau milik yang dimiliki oleh perorangan atau perusahaan  yang  memiliki  nilai uang.  Ada beberapa  hal  yang harus  dipertimbangkan seorang investor dalam memutuskan untuk memegang atau melepas suatu aset[1]:
 Kekayaan (wealth)
Ketika tingkat kekayaan seseorang meningkat, maka dia memiliki tambahan kekayaan yang dapat digunakan untuk membeli aset, sehingga akan meningkatkan permintaannya terhadap aset. Respon permintaan terhadap suatu jenis aset sebagai akibat terjadinya perubahan tingkat kekayaan seseorang berbeda-beda. Hal ini tergantung pada tingkat respon dari permintaan suatu jenis aset terhadap perubahan tingkat kekayaan  dapat diukur melalui elastisitas kekayaan terhadap permintaan (wealth elasticity of demand). Elastisitas kekayaan terhadap permintaan mengukur berapa besar persentase perubahan kuantitas permintaan atas suatu jenis aset sebagai respon dari adanya persentase perubahan kekayaan, ceteris paribus.
............................................................................ (2.1)
Dimana :
   adalah elastisitas kekayaan terhadap permintaan
   adalah persen perubahan kuantitas permintaan permintaan aset
   adalah persen perubahan kekayaan
Semakin tinggi persentase perubahan permintaan atas suatu aset dibandingkan persentase perubahan kekayaan, maka semakin tinggi elastisitas kekayaan atas permintaan suatu aset.
Berdasarkan atas elastisitasnya aset dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu necessity dan luxury. Suatu aset disebut necessity, jika elastisitas kekayaan terhadap permintaannya lebih kecil dari satu, yaitu jika kenaikan persentase dari kuantitas permintaan terhadap aset tersebut lebih kecil dari kenaikan persentase kekayaan. Sedangkan suatu aset disebut bersifat luxury jika elastisitas kekayaannya lebih besar dari satu.  Jika kekayaan bertambah, maka kuantitas permintaan akan aset ini akan bertambah dengan persentase yang lebih besar. Semakin besar kekayaan seorang individu maka keinginannya untuk menambah aset luxury semakin besar. Saham dan obligasi termasuk dalam kategori aset yang luxury, sedangkan mata uang dan checking account deposits termasuk dalam kategori aset necessities.
Efek perubahan dari harga terhadap kuantitas permintaan suatu aset dapat disimpulkan sebagai berikut : kenaikan kekayaan seseorang akan meningkatkan kuantitas permintaan terhadap suatu aset, dan peningkatan kuantitas permintaan pada aset luxury lebih besar dari pada aset necessities, ceteris paribus.
Ekpektasi Pengembalian (Expected Return)
Pengembalian (return) dari suatu aset mengukur berapa besar keuntungan yang diperoleh apabila kita menyimpan aset tersebut. Pada saat kita memutuskan untuk membeli suatu aset, kita akan dipengaruhi oleh besarnya ekpektasi pengembalian (expected return) yang akan kita peroleh dari menyimpan aset tersebut.
Pada beberapa jenis aset, khususnya yang bersifat luxuries, tingkat suku bunga menggambarkan ekspektasi pengembalian atas suatu aset. Tingkat suku bunga berbanding terbalik dengan tingkat harapan pengembalian aset. Tingkat suku bunga yang tinggi menunjukan tingkat pengembalian yang rendah oleh aset. Artinya aset tersebut cenderung memiliki resiko atau kerugian yang juga tinggi. Ketika investor berfikir bahwa suku bunga akan meningkat di masa datang, maka mereka akan mengantisipasinya. Tingkat pengambalian yang diharapkan sekarang akan  turun, dan permintaan aset tersebut juga akan turun untuk tiap tingkat suku bunga.
Ekpektasi atas tingkat pengembalian relatif antar aset juga menjadi hal yang mempengaruhi permintaan atas aset. Jika investor berekspektasi tingkat pengambalian saham akan lebih tinggi dari obligasi maka permintaan atas obligasi akan menurun sedangkan permintaan atas saham akan naik.
Perubahan ekspektasi atas inflasi juga mempengaruhi nilai aset riil secara langsung dan lainnya secara tidak langsung. Kenaikan ekspektasi atas inflasi akan membuat nilai nominal dari aset riil naik dan meningkatkan permintaan atas aset tersebut. Sedangkan karena tingkat pengembalian yang diharapkan oleh aset lain relatif menjadi lebih rendah maka permintaan aset lain pun menjadi menurun.    
Kesimpulannya adalah peningkatan pada expected return suatu aset relatif terhadap alternatif aset lainnya akan meningkatkan kuantitas permintaan dari aset tersebut, ceteris paribus.
Resiko (Risk)
Tingkat risiko atau ketidakpastian dari return suatu aset juga mempengaruhi permintaan aset tersebut. Semakin besar ketidakpastian akan pergerakan return  dari suatu aset maka semakin besar resikonya. Resiko yang ada dalam suatu aset dapat diminimalkan dengan menggali informasi sebanyak-banyaknya atas suatu aset. Dari informasi tersebut seorang investor akan dapat memperkirakan kemungkinan yang terjadi dimasa datang sehingga bisa mengantisipasinya.
Namun resiko yang tinggi atas kepemilikan suatu aset berusaha dikompensasikan dengan tingkat suku bunga  (return) yang juga relatif tinggi. Sehingga investor masih dapat tertarik untuk memegang aset tersebut. Seseorang yang bersifat risk averse (menolak resiko) akan memilih saham aset yang memiliki return lebih pasti dari pada aset yang memiliki resiko lebih besar, walaupun aset tersebut memiliki expected return yang yang sama. Sebaliknya seorang investor yang bersifat risk lover, dia mungkin akan membeli saham yang memiliki resiko lebih rendah karena dia mengharapkan return yang lebih besar walaupun dia memiliki resiko juga untuk memperoleh return yang sangat kecil bahkan dapat merugi.
Kesimpulannya adalah jika resiko suatu aset meningkat relatif terhadap alternatif aset lainnya, kuantitas permintaan terhadap aset tersebut akan menurun, ceteris paribus.
Likuiditas (liquidity )
Faktor lain yang mempengaruhi permintaan terhadap suatu aset adalah seberapa mudah aset tersebut ditukar menjadi uang (cash) tanpa menimbulkan banyak biaya. Kebutuhan akan likuiditas suatu aset semakin tinggi ketika kebutuhan atas transaksi harian meningkat.  Aset berupa saham,  lebih likuid dari pada aset berupa sebidang tanah. Saham dapat dijual dengan biaya transaksi yang lebih rendah dalam pasar yang terorganisasi dengan baik, dimana terdapat banyak pembeli, sehingga saham dapat dijual dengan biaya transaksi yang rendah.
Kesimpulannya adalah semakin likuid suatu jenis aset relatif terhadap aset lainnya, maka aset tersebut akan semakin diinginkan sehingga kuantitas permintaannya akan meningkat.


[1]Mishkin, Frederic. 2001. The Economics of Money Banking and Financial Market. Sixth Edition. Harper Collins.

No comments:

Post a Comment