Pengertian
Produk Konstruksi Perumahan
Dalam
UU No. 4 Tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman, perumahan dan permukiman
dibedakan sebagai berikut: permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di
luar kawasan lindung, dapat merupakan kawasan perkotaan dan pedesaan, berfungsi
sebagai lingkungan tempat tinggal dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan. Sedangkan perumahan adalah kelompok rumah yang
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau hunian plus prasarana dan
sarana lingkungan.
Urusan
perumahan umumnya dilihat sebagai urusan pembangunan unsur buatan dalam
kaitannya dengan unsur sosial ekonomi masyarakat yang bersifat kuantitatif,
yaitu untuk memenuhi kekurangan rumah yang sehat dan layak akibat kenaikan
jumlah penduduk. Masalah perumahan juga dipersempti menjadi sebatas membuat komoditi
rumah, sehingga segala sesuatunya kemudian diterjemahkan lebih dari sudut
suplai. Perumahan lebih merupakan urusan produsen yaitu bagaimana membuat
komoditi sesuai dengan pasar potensial yang menguntungkan. Adapun prasarana
dalam lingkungan perumahan berdasarkan keputusan Menteri PU no. 20/KTPS/1986
tentang pedoman Teknik Pembangunan Perumahan Sederhana tidak bersusun
disebutkan:
1.
Jalan adalah jalur yang direncanakan atau digunakan untuk lalu lintas kendaraan
dan orang. Prasarana lingkungan yang berupa jalan lokal sekunder yaitu jalan
setapak dan jalan kendaraan memiliki standar lebar badan jalan minimal 1,5
meter dan 3,5 meter.
2.
Air limbah adalah semua jenis air buangan yang mengandung kotoran dari rumah tangga.
Prasarana untuk air lembah permukiman:
a.
Septik tank
b.
Bidang Resapan
Apabila
kemungkinan membuat septik tank tak ada, maka lingkungan perumahan harus dilengkapi
dengan sistem pembuangan air limbah lingkunan atau harus dapat disambung pada
sistem pembuangan air limbah kota.
3.
Air hujan, Setiap lingkungan harus dilengkapi dengan sistem pembuangan air
hujan yang mempunyai kapasitas tampung yang cukup sehingga lingkungan perumahan
bebas dari genangan air.
4.
Air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan untuk keperluan rumah tangga setiap
lingkungan perumahan harus dilengkapi dengan prasarana air bersih yang memenuhi
persyaratan:
• Lingkungan
perumahan harus mendapat air bersih yang cukup dari jaringan dan kota
• Penyediaan
air bersih kota atau penyediaan air bersih lingkungan harus dapat melayani
kebutuhan perumahan
• Harus
tersedia sistem plambing di rumah dan meteran air untuk sambungan rumah
• Untuk
sambungan halaman tidak harus tersedia sistem plambing di rumah, hanya sampai
halaman saja. Namun harus tersedia meteran air.
5.
Supply listrik
• Untuk
perumahan Satu unit kediaman minimum disediakan jatah 450 AV
• Untuk
Penerangan jalan umum
6.
Jaringan telepon pembangunan perumahan sederhana sebaiknya dilengkapi dengan jaringan
telepon umum.
Dewasa
ini konsep pemasaran mengalami perkembangan yang semakin maju sejalan dengan
majunya masyarakat dan teknologi. Perusahaan tidak lagi berorientasi hanya pada
pembeli saja, akan tetapi berorientasi pada masyarakat atau manusia. Konsep yang
demikianlah yang disebut dengan konsep pemasaran masyarakat. Pada intinya, jika
suatu perusahaan ingin menerapkan orientasi konsumen ini, maka:
1.
Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.
2.
Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan.
3.
Menentukan produk dan program pemasarannya.
4.
Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan,
sikap serta tingkah laku mereka.
5.
Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitikberatkan
pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model yang menarik.
Berorientasi
pada klien artinya berpusat pada kebutuhan klien. Developer dan pemasar produk
perumahan harus bekerja bersama dan untuk memenuhi kepentingan klien. Pemasar
produk perumahan akan mengalami kesukaran jika apa yang dilakukan pihak developer
tidak sesusai dengan kebutuhan klien. Maka developer harus mampu untuk mengambil
kebijakan dengan lebih berorientasi pada klien. Pemasar produk perumahan harus
menunjukan keakraban dengan klien, memperhatikan kebutuhan klien, sehingga memperoleh
kepercayaan yang tinggi dari klien. Dengan dasar hubungan yang baik itu mereka
dapat menyesuaikan kebutuhan klien.
Setiap
organisasi yang berorientasi pada pelanggan (customer-oriented) perlu memberikan
kesempatan yang luas kepada para pelanggannya untuk menyampaikan saran, pendapat,
dan keluhan mereka. Media yang digunakan bisa berupa kotak saran yang diletakkan
di tempat-tempat strategis (yang mudah dijangkau atau sering dilewati pelanggan),
kartu komentar (yang bisa diisi langsung maupun yang bisa dikirim via pos kepada
perusahaan), saluran telepon khusus bebas pulsa, dan lain-lain.
Informasi-informasi yang diperoleh melalui metode ini dapat memberikan ide-ide
baru dan masukan yang berharga kepada perusahaan, sehingga memungkinkannya
untuk bereaksi dengan tanggap dan cepat untuk mengatasi masalah-masalah yang
timbul. Zeithmal et. al (1990) mengemukakan bahwa tanggapan (responsiveness)
yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan
pelayanan yang cepat dan tanggap, yang meliputi: kesigapan karyawan dalam
melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, dan
penanganan keluhan pelanggan.
Keluhan
adalah satu pernyataan atau ungkapan rasa kurang puas terhadap satu produk atau
layanan, baik secara lisan maupun tertulis, dari pelanggan internal maupun eksternal.
Manfaat prosedur penanganan keluhan:
• Tersedia
prosedur yang jelas ketika terjadi keluhan
• Menciptakan
pemahaman dan keyakinan cara menangani keluhan
• Membantu
mengatasi rasa “bersalah” secara pribadi bagi orang yang menangani keluhan
• Menerima
keluhan sebagai umpan-balik yang berharga, bukan sebagai kritik
• Menghasilkan
catatan yang dapat digunakan untuk menganalisa kemungkinan peningkatan layanan.
Dipohusodo
(1996) menyatakan dalam penyelenggaraan konstruksi, faktor biaya merupakan
bahan pertimbangan utama karena biasanya menyangkut jumlah investasi besar yang
harus ditanamkan yang rentan terhadap resiko kegagalan. Sehingga hal ini akan berdampak
pada harga yang ditawarkan pengembang perumahan. Untuk menentukan harga bangunan
(building cost) rancangan pekerjaan konstruksi dari suatu bangunan
gedung dan perumahan, diperlukan suatu acuan dasar. Analisa biaya konstruksi
bangunan gedung dan perumahan antara lain memuat beberapa hal sebagai berikut:
1.
Perhitungan harga satuan pekerjaan persiapan dan pekerjaan tanah untuk bangunan
sederhana;
2.
Analisa biaya konstruksi (ABK) bangunan gedung dan perumahan pekerjaan penutup tanah
3.
Perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk bangunan sederhana
4.
Perhitungan harga satuan pekerjaan pasangan dinding
5.
Analisa Biaya konstruksi (ABK) bangunan gedung dan perumahan pekerjaan
plesteran;
6.
Perhitungan harga satuan kayu;
7.
Perhitungan harga satuan beton;
8.
Analisa biaya konstruksi (ABK) bangunan gedung dan perumahan pekerjaan penutup atap;
9.
Analisa biaya konstruksi (ABK) bangunan gedung dan perumahan pekerjaan
langitlangit;
10.
Perhitungan harga satuan pekerjaan pipa dan saniter;
11.
Analisa biaya konstruksi (ABK) bangunan gedung dan perumahan pekerjaan besi dan
alluminium.
Biaya
konstruksi perumahan sangat menentukan kualitas dan harga rumah yang ditawarkan
oleh developer. Harga adalah biaya yang paling mudah dilihat, sehingga merupakan
unsur penting bagi pelanggan dalam mengambil keputusan. Pada prinsipnya harga
jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga
jual sama dengan biaya produksi ditambah mark-up. Dari definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan persentase
laba yang diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan
oleh perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen
adalah dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual. Harga
yang tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk suatu barang dan
harga tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
Perusahaan
pelayanan telah meningkatkan kompetisi pangsa pasarnya dengan berbasis pada
ketepatan waktu pengiriman yaitu kapan barang diterima oleh konsumen. Bagi
perusahaan pengembang yang memproduksi rumah, ketepatan waktu pengiriman diartikan
sebagai saat rumah diserahkan kepada konsumen yang disebut serah terima produk.
Dalam menyeleksi komitmen waktu pengiriman (saat penyerahan), perusahaan harus
mempertimbangkan tidak hanya bagaimana konsumen memberikan reaksi terhadap komitmen
tetapi juga apakah perusahaan mempunyai kapasitas pelayanan yang cukup.
Untuk
memperoleh sukses, manajemen profesional harus: mengidentifikasi konsumen, mengerti
kebutuhan konsumen. Faktor-faktor yang menggerakkan perilaku konsumen meliputi
harapan konsumen, persepsi konsumen, dan respon konsumen yang terdiri dari hasil
(sangat baik, puas, tidak puas) dan dampak (tumbuh, bertahan, berkurang).
Harapan
konsumen akan ketepatan waktu penyerahan dapat dipengaruhi beberapa faktor
seperti harga, pemberitahuan secara lisan, pengawasan komunikasi oleh
perusahaan, dan pengalaman jasa sebelumnya. Waktu pengiriman yang dirasakan
dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologi dan sosial. Yang dimaksud dengan
pengiriman diatas apabila diterapkan pada produk rumah adalah serah terima
rumah dari perusahaan kepada pelanggan. Indikator dari pengiriman pada produk
rumah antara lain ketepatan waktu yaitu jadwal yang tertera dalam perjanjian
jual beli dengan realisasi waktu penyerahan. Dalam penelitiannya tentang
“Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan
Konsumen”, Mulyono (2008) menyatakan bahwa perusahaan pelayanan telah
meningkatkan kompetisi pangsa pasarnya dengan berbasis pada ketepatan waktu
pengiriman yaitu kapan barang diterima oleh konsumen. Bagi perusahaan pengembang
yang memproduksi rumah, ketepatan waktu pengiriman diartikan sebagai saat rumah
diserahkan kepada konsumen yang disebut serah terima produk. Larsson (1991) dan
Zheng (2002) dalam Mulyono (2008) telah melakukan pengamatan bahwa waktu
pengiriman yang dirasakan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologi dan
sosial. Yang dimaksud dengan pengiriman diatas apabila diterapkan pada produk
rumah adalah serah terima rumah dari perusahaan kepada pelanggan. Indikator
dari pengiriman pada produk rumah antara lain ketepatan waktu yaitu jadwal yang
tertera dalam perjanjian jual beli dengan realisasi waktu penyerahan, kemudian
faktor kesesuaian spesifikasi produk antara apa yang tertera dalam perjanjian
jual beli dengan kenyataan dilapangan. Selain itu kelengkapan yang merupakan
utilitas rumah seperti jaringan listrik, air, dan masalah legalitas berupa IMB
(Ijin Mendirikan Bangunan) dan sertifikat rumah seringkali menjadi kendala
dalam proses melakukan serah terima produk. Keempat elemen tersebut diatas
merupakan faktor penentu kepuasan konsumen.
No comments:
Post a Comment