Keputusan individu untuk bekerja ditentukan oleh motivasi
individu tersebut, motivasi individu untuk berparsipasi dalam sektor yang
diinginkan diklasifikasikan dalam dua tipe. Tipe pertama demand-pull
motivation yang merupakan motivasi untuk mendifersifikasi pekerjaaan,
berkaitan denga upah dan perbedaan resiko dari masing-masing pekerjaan.
Sedangkan tipe kedua adalah distress-push motivation yaitu motivasi yang
berkaitan dengan ketidakcukupan pendapatan yang diterima dan ketiadaan peluang
untuk kelancaran konsumsi dan produksi, seperti kredit dan asuransi (Davis,
2003).
Kemampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan pertanian
terkait dengan akses individu atau rumah tangga terhadap aktivitas tersebut.
Sehingga antara satu 29
individu dengan individu lainnya
tidak sama. Dalam menentukan jenis pekerjaan, seorang individu disektor
pertanian dipengaruhi oleh beberapa faktor yang antara lain : tingkat upah
riil, luas tanah garapan, pendapatan diluar sektor pertanian, status garapan,
faktor kelembagaan hubungan kerja dan kondisi agroekosistem (Sumaryanto, 1990).
Lebih lanjut menurut Nasir (2005) faktor yang mempengaruhi individu dalam
menentukan jenis pekerjaanya meliputi: pendidikan, usia, tingkat melek huruf
dan angka, serta pengalaman kerja dan pelatihan. Sedangkan menurut Susilo
faktor penentu pilihan individu untuk bekerja baik disektor pertanian maupun
non pertanian terdiri dari: pendidikan yang telah ditempuh oleh individu,
investasi daerah, usia individu, dan jenis kelamin individu tersebut.
Isyanto (2010) menambahkan faktor lain yang mempengaruhi keputusan
angkatan kerja untuk bekerja dikegiatan pertanian meliputi faktor individu,
faktor usaha tani dan faktor wilayah. Faktor individu terdiri dari umur dan
pendidikan yang telah ditempuh oleh angkatan kerja. Faktor usaha tani berkaitan
dengan tingkat pendapatan yang ditawarkan oleh kegiatan pertanian dan luas
lahan yang dimiliki dan digunakan untuk melakukan usaha tani tersebut.
Sedangkan faktor wilayah terkait dengan jarak antara kegiatan usaha tani dengan
pasar untuk produk pertanian tersebut.
Menurut Beyne (2008) beberapa faktor yang mempengaruhi
keputusan individu untuk bekerja disektor pertanian atau diluar sektor
pertanian. Tingkat pendidikan formal merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi keputusan individu, karena semakin tinggi tingkat pendidikan akan
membuat 30
individu cenderung untuk memilih
kegiatan diluar sektor pertanian. Faktor lain yang berpengaruh adalah usia
individu, pada individu dengan usia lebih tua kemungkinan berparsipasi pada
sektor pertanian lebih besar probabilitasnya dibandingkan dengan individu yang
berusia lebih muda.
Allasaf, Majdalwai dan Nawash (2011) menambahkan faktor yang
berpengaruh terhadap keputusan individu untuk bekerja di sektor pertanian
adalah usia, tingkat pendidikan kepala rumah tangga, pendapatan disektor
pertanian, menajemen konservasi lahan dan perolehan kredit pertanian. Individu
berusia muda dan terlebih berjenis kelamin laki-laki akan lebih memilih untuk
bekerja pada kegiatn diluar pertanian. Selain itu individu yang memiliki
tingkat pendidikan rendah sangat terbatas untuk mengakses pekerjaan pada
kegiatan diluar sektor pertanian, sehingga akan cenderung mendorong individu
untuk bekerja pada kegiatan pertanian. Sebagai individu yang rasional, tingkat
pendapatan sangat mempengaruhi keputusan individu dalam memilih jenis
pekerjaan. Bila kegiatan pertanian masih memberikan penghasilan yang tinggi dan
dapat menghasilkan asset yang besar, maka individu akan memilih untuk bekerja
pada kegiatan pertanian. Sedangkan faktor konservasi lahan dan perolehan kredit
pertanian memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan bekerja pada sektor
pertanian. Ini dikarenakan kedua faktor tersebut sangat mendukung peningkatan
usaha tani yang pada akhirnya akan semakin menjadi daya tarik pada sektor
pertanian itu sendiri.
Sedangkan menurut Anim (2011) faktor yang mempengaruhi
penawaran tenaga kerja untuk bekerja dikegiatan pertanian antara lain :
pengalaman bertani, 31
jenis kelamin, usia, jenis pertanian, luas lahan garapan,
struktur organisasi pertanian, kepemilikan peralatan (mesin) untuk kegiatan
pertanian, jumlah anggota rumah tanggayang bekerja diluar kegiatan pertanian,
jumlah tanggungan rumah tangga, pendapatan (upah riil), jarak dengan pasar
hasil pertanian, serta pengetahuan dan teknologi. Pengalaman bertani, jenis
kelamin, usia, jenis pertanian, luas lahan garapan, struktur organisasi
pertanian, dan kepemilikan peralatan (mesin) untuk kegiatan pertanian memiliki
pengaruh yang positif terhadap penawaran tenaga kerja dikegiatan pertanian.
Sedangkan jumlah anggota rumah tangga yang bekerja diluar kegiatan pertanian,
jumlah tanggungan rumah tangga, pendapatan (upah riil), jarak dengan pasar
hasil pertanian, serta pengetahuan dan teknologi memiliki pengaruh yang negatif
terhadap penawaran tenaga kerja dikegiatan pertanian.
No comments:
Post a Comment