Manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan tidak hanya
dipengaruhi oleh insentif pajak namun juga dipengaruhi oleh insentif non pajak.
Insentif non pajak, adalah insentif yang dilakukan oleh perusahaan itu sendiri
guna meningkatkan produktifitas karyawan dan mempertahankan karyawan yang
berprestasi agar tetap berada dalam perusahaan. Insentif non-pajak dapat berupa
fasilitas yang diberikan selain dari pajak. Misalnya yang dikemukakan oleh Yin
dan Cheng (2004) dan Guenther (1994) meliputi:
Earnings pressure
Earnings
pressure didefinisikan sebagai tindakan untuk melakukan penurunan akrual
yang bersifat menurunkan laba sehingga pajak yang akan dibayarkan menjadi kecil
(Yin dan Cheng, 2004). Untuk perusahaan yang labanya telah mencapai target
(minimal dengan laba tahun lalu), laba perusahaan dapat dikurangi dengan earnings
pressure guna melakukan income smoothing.
Tingkat
utang
Tingkat
utang adalah besar kecilnya kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari
transaksi pada waktu lalu dan harus dibayar dengan kas, barang dan jasa di
waktu yang akan datang. Dalam hal ini utang berbanding terbalik dengan laba
sehingga jika utang semakin besar maka laba akan semakin kecil dengan
penambahan beban bunga. Terkait dengan pajak, semakin besar laba yang diperoleh
maka akan semakin besar pula kewajiban pajaknya. Oleh karena itu, manajer akan
melakukan berbagai
cara
untuk mengurangi pajak yang harus dibayarkan salah satunya adalah dengan
menurunkan laba atau memanipulasi laba. Manipulasi laba ini dapat dilakukan
dengan menaikkan utang.
3. Ukuran perusahaan
Ukuran
perusahaan adalah suatu skala pengklasifikasikan besar kecilnya perusahaan.
Semakin besar ukuran perusahaan biasanya laba yang dihasilkan juga akan semakin
besar. Semakin besar laba yang diperoleh perusahaan maka pajak yang harus
dibayarkan juga akan semakin besar. Oleh karena itu, semakin besar ukuran
perusahaan maka perusahaan cenderung menggeser labanya ke tahun setelah
dieefektifkannya tarif pajak 2008 supaya pembayaran pajaknya menjadi lebih
kecil.
4. Kepemilikan manajerial
Kepemilikan
manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan
kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan. Dalam
laporan keuangan, keadaan ini ditunjukkan dengan besarnya persentase
kepemilikan saham perusahaan oleh manajer. Karena hal ini merupakan informasi
penting bagi pengguna laporan keuangan maka informasi ini akan diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan. Kepemilikan manajerial akan mempengaruhi
kinerja perusahaan. Semakin tinggi kepemilikan manajerial maka manajer akan
semakin merasa memiliki perusahaan sehingga tidak akan melakukan hal-hal yang
merugikan perusahaan termasuk manajemen
laba.
Karena manajemen laba menyebabkan laporan keuangan menjadi tidak dapat
dipercaya sehingga investor akan mengurungkan niatnya untuk berinvestasi karena
mereka tidak percaya dengan laporan keuangan yang dibuat. Oleh karena itu,
kepemilikan manajerial akan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
No comments:
Post a Comment