Setiap dan semua organisasi apapun jenisnya pasti memiliki dan memerlukan
seorang pemimpin tertinggi (pimpinan puncak) atau manejer tertinggi (top maneger)
yang harus menjalankan kegiatan kepemimpinan (leadership) bagi keseluruhan
organisasi sebagian atau kesatuan. Pemimpin tersebut merupakan orang pertama,
ibarat nahkoda kapal yang harus mengarahkan jalannya kapal, dalam sebuah wadah
yang disebut organisasi.
Sedangkan sejumlah manusia lain didalam kapal adalah
sumber daya penggerak kapal kearah yang diinginkan nahkoda tersebut. Dengan kata
lain kearah mana kapal berlayar, ke pelabuhan mana akan dituju, tergantung sang
nahkoda. Untuk menggerakkan kapal, nahkoda tak dapat bekerja sendiri, diperlukan
bantuan dari dan kerja sama dengan sejumlah anak buah kapalnya (ABK) agar lancar
perjalanan mencapai pelabuhan tujuan.
Sejalan dengan kiasan tersebut James A.F.
Stoner dan Charles Wankel (1986:445), mengutip pendapat Churchil mengatakan
bahwa kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan mengarahkan,
merupakan faktor (aktivitas) penting dalam efektivitas manejer/pemimpin,
(nevertheles, leadership abilities and skill indirecting are important faktors in
manegers effectiveness).
Berikutnya Harold Koontz, Cyril O‟Donnel dan Heinz Weihrich mengatakan
bahwa kepemimpinan adalah seni atau proses mempengaruhi orang (anggota
organisasi) sehingga akan berusaha mencapai tujuan organisasi dengan kemauan dan
antusiasme yang tinggi. Pernyataan kepemimpinan sebagai seni pada dasarnya bermakna kemampuan menciptakan hubungan manusiawi berupa pengaruh yang
menyenangkan dan memuaskan bagi anggota organisasi/orang lain, sehingga bersedia
melakukan suatu kegiatan/pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Tidak ada
pola yang pasti dalam mewujudkan pengaruh tersebut sebagai seni, karena sangat
tergantung pada potensi dan karakter pemimpin dalam menggunakan keterampilan
sosialnya.
Disamping itu usaha mempengaruhi tersebut harus dilakukan secara terus
menerus sebagai suatu proses atau suatu rangkaian kegiatan yang berkesinambungan,
untuk menghasilkan kemauan dan antusiasme anggota organisasi dalam melakukan
kegiatan masing-masing. Kegiatan mempengaruhi itu menurut Stephen P. Robbins,
(1996:66) berarti pemimpin mempunyai kemauan, keterampilan dan seni untuk
mengarahkan dan mengajak anggota organisasi/bawahannya.
No comments:
Post a Comment