Stek adalah teknik pembiakan vegetatif dengan cara memisahkan bagian
batang, akar atau daun dari pohon induknya, bila ditanam pada kondisi yang
menguntungkan dan telah muncul akarnya akan membentuk individu yang sama
dengan induknya (Hartmann dan Kester, 1983). Stek bertujuan untuk memperoleh
tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya. Sifat ini meliputi ketahanan
terhadap serangan penyakit, rasa buah, warna dan keindahan bunga. Stek dengan
kekuatannya sendiri akan menumbuhkan daun sampai menjadi tanaman sempurna
(Wudianto, 2004).
Menurut Wattimena, Gunawan, Makmur, Suseno, Sutjahjo (1986) stek
mikro dapat digunakan untuk pengadaan bibit dasar, penghasil bibit sebar atau
langsung sebagai propagula bagi petani. Stek mikro hasil kultur jaringan dapat
dipanen sebagai stek mini dan ditanam di rumah kaca atau rumah kasa. Tunastunas
dari tanaman berbatang lunak dapat dipindahkan secara langsung ke media
non aseptik.
Berdasarkan bagian tanaman yang dipergunakan, stek dibedakan menjadi
6 macam yaitu stek batang, stek akar, stek daun, stek mata (stek tunas), stek pucuk
dan stek umbi. Tipe stek yang paling umum dipakai dalam perbanyakan tanaman
adalah stek batang (Wudianto, 2004).
Pada perkembangbiakan tanaman dengan stek batang, bagian tunas harus
memiliki bagian batang yang menyamping atau menghasilkan sambungan pucuk
dengan harapan meski ditanam dibawah kondisi yang pantas akar dapat tetap
tumbuh dan terus berkembang menjadi tumbuhan yang bebas.
Menurut Hartmann dan Kester (1983), ukuran stek yang baik memiliki
panjang 10 – 76 cm dengan diameter berkisar antara 0,6 sampai 2,5 atau bahkan
sampai 5 cm.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan bahan
stek menurut Wright (1976) :
1. Batang atau ranting dipotong dengan panjang antara 15 – 25 cm. Sebagian
daun pada batang dibuang dan batang harus tetap dalam kondisi basah
untuk menjaga kemampuan tumbuhnya.
2. Bagian bawah batang dicelupkan kedalam larutan hormon untuk
merangsang pertumbuhan akar.
3. Ketika ditanam, batang ditempatkan dalam posisi tegak.
4. Temperatur tempat tumbuh diatur dalam kisaran 25 0C – 32 0C.
5. Setelah ditanam, bagian pucuk dijaga agar tetap basah dan dingin dengan
menyemprotkan air sedikit demi sedikit.
Karena kelebihan air akan
berdampak lebih buruk daripada kekurangan air.
Menurut Hartmann dan Kester (1983) perakaran stek dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya; media , suhu, kelembaban, oksigen, zat kimia dan
persiapan bahan stek. Media merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap
keberhasilan perakaran stek.
Timbulnya akar merupakan indikasi berhasilnya stek dan faktor-faktor
yang mempengaruhi penyetekan dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu
faktor tanaman, faktor lingkungan dan faktor pelaksanaan (Rochiman dan Harjadi,
1973).
No comments:
Post a Comment