Tuesday, June 14, 2016

Stek Mini

Stek adalah teknik pembiakan vegetatif dengan cara memisahkan bagian batang, akar atau daun dari pohon induknya, bila ditanam pada kondisi yang menguntungkan dan telah muncul akarnya akan membentuk individu yang sama dengan induknya (Hartmann dan Kester, 1983). Stek bertujuan untuk memperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya. Sifat ini meliputi ketahanan terhadap serangan penyakit, rasa buah, warna dan keindahan bunga. Stek dengan kekuatannya sendiri akan menumbuhkan daun sampai menjadi tanaman sempurna (Wudianto, 2004). Menurut Wattimena, Gunawan, Makmur, Suseno, Sutjahjo (1986) stek mikro dapat digunakan untuk pengadaan bibit dasar, penghasil bibit sebar atau langsung sebagai propagula bagi petani. Stek mikro hasil kultur jaringan dapat dipanen sebagai stek mini dan ditanam di rumah kaca atau rumah kasa. Tunastunas dari tanaman berbatang lunak dapat dipindahkan secara langsung ke media non aseptik. Berdasarkan bagian tanaman yang dipergunakan, stek dibedakan menjadi 6 macam yaitu stek batang, stek akar, stek daun, stek mata (stek tunas), stek pucuk dan stek umbi. Tipe stek yang paling umum dipakai dalam perbanyakan tanaman adalah stek batang (Wudianto, 2004).



Pada perkembangbiakan tanaman dengan stek batang, bagian tunas harus memiliki bagian batang yang menyamping atau menghasilkan sambungan pucuk dengan harapan meski ditanam dibawah kondisi yang pantas akar dapat tetap tumbuh dan terus berkembang menjadi tumbuhan yang bebas. Menurut Hartmann dan Kester (1983), ukuran stek yang baik memiliki panjang 10 – 76 cm dengan diameter berkisar antara 0,6 sampai 2,5 atau bahkan sampai 5 cm. 

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan bahan stek menurut Wright (1976) : 

1. Batang atau ranting dipotong dengan panjang antara 15 – 25 cm. Sebagian daun pada batang dibuang dan batang harus tetap dalam kondisi basah untuk menjaga kemampuan tumbuhnya. 
2. Bagian bawah batang dicelupkan kedalam larutan hormon untuk merangsang pertumbuhan akar. 
3. Ketika ditanam, batang ditempatkan dalam posisi tegak. 
4. Temperatur tempat tumbuh diatur dalam kisaran 25 0C – 32 0C. 
5. Setelah ditanam, bagian pucuk dijaga agar tetap basah dan dingin dengan menyemprotkan air sedikit demi sedikit. 

Karena kelebihan air akan berdampak lebih buruk daripada kekurangan air. Menurut Hartmann dan Kester (1983) perakaran stek dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya; media , suhu, kelembaban, oksigen, zat kimia dan persiapan bahan stek. Media merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan perakaran stek. Timbulnya akar merupakan indikasi berhasilnya stek dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyetekan dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu faktor tanaman, faktor lingkungan dan faktor pelaksanaan (Rochiman dan Harjadi, 1973). 

No comments:

Post a Comment