Oemar Hamalik (2002: 27), menyatakan bahwa dalam proses pendidikan di sekolah, tugas utama guru adalah mengajar sedangkan tugas utama setiap siswa adalah belajar. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Sedangkan menurut Fontana seperti yang dikutip oleh Erman Suherman (2001: 8) bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai pengalaman. Menurut Sardiman A. M. (2005: 20), belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Dari pengertian-pengertian tentang belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.
Menurut Sardiman A. M. (2005: 47), belajar mengacu pada kegiatan siswa dan mengajar mengacu pada kegiatan guru. Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Menurut Wina Sanjaya (2005: 87), tugas utama guru adalah mengajar sedangkan tugas utama siswa adalah belajar. Lebih lanjut Wina Sanjaya (2005: 87) menyampaikan bahwa keterkaitan antara belajar dan mengajar itulah yang disebut sebagai pembelajaran. Menurut Erman Suherman (2001: 8), pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Masih menurut Erman Suherman (2001: 8), peristiwa belajar yang disertai proses pembelajaran akan lebih terarah dan sistematik daripada belajar yang semata-mata dari pengalaman dalam kehidupan sosial dalam masyarakat. Belajar dengan proses pembelajaran ada peran guru, bahan belajar, dan lingkungan kondusif yang sengaja diciptakan.
Sedangkan menurut Moh. User Usman (2000 :4), pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang melibatkan guru, siswa, dan bahan ajar dalam lingkungan yang kondusif untuk belajar secara optimal dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Matematika sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang banyak
mendasari perkembangan ilmu pengetahuan lain, memiliki peran penting dalam
kehidupan manusia. Menurut Sujono (1998: 4) matematika sebagai ilmu
pengetahuan tentang benda-benda abstrak dan masalah-masalah yang
berhubungan dengan bilangan mempunyai arti penting dalam kehidupan. Oleh
karena itu matematika dimasukkan dalam kurikulum sekolah. Senada dengan hal
tersebut, Erman Suherman (2001: 54) menyatakan bahwa matematika sebagai
salah satu ilmu dasar yang terus berkembang, baik materi maupun kegunaannya.
Sehingga dalam pembelajarannya di sekolah harus memperhatikan
9
perkembangan-perkembangannya, baik di masa lalu, masa sekarang maupun
kemungkinan-kemungkinan untuk masa depan. Jadi alasan perlunya matematika
diajarkan di sekolah adalah karena matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang
mempunyai arti penting dalam kehidupan.
Sujono (1998: 4) mengemukakan beberapa pengertian matematika
sebagai berikut:
1. Matematika adalah sebagai ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi
secara sistematik.
2. Matematika adalah bagian pengetahuan manusia tentang bilangan dan
kalkulasi.
3. Matematika membantu organisasi dalam menginterpretasikan secara tepat
berbagai ide dan kesimpulan.
4. Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logis dan
masalah-masalah yang berhubungan dengan bilangan.
5. Matematika berhubungan dengan fakta-fakta kuantitatif dan masalah-masalah
tentang ruang dan bentuk.
6. Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang kuantitas dan ruang.
Dari pengertian tentang belajar, pembelajaran dan matematika dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran matematika merupakan serangkaian kegiatan
yang melibatkan guru matematika, siswa, dan bahan ajar dalam rangka mencapai
perubahan yang relatif tetap dalam pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah
laku, keterampilan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang
belajar matematika.
10
Menurut Erman Suherman (2001: 57), tujuan pembelajaran matematika
di Sekolah Menengah Pertama adalah agar:
1. mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam
kehidupan yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar
pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien;
2. mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir
matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai
ilmu pengetahuan;
3. siswa memiliki kemampuan yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan
matematika;
4. siswa memiliki pengetahuan matematika sebagai bekal untuk melanjutkan ke
pendidikan menengah;
5. siswa memiliki keterampilan matematika sebagai peningkatkan dan perluasan
dari matematika sekolah dasar untuk dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari;
6. siswa memiliki pandangan yang cukup luas dan memiliki sikap logis, kritis,
cermat, dan disiplin serta menghargai kegunaan matematika.
Dari uraian di atas, jelas bahwa matematika sangat penting untuk
dipelajari. Kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika
karena matematika memiliki objek yang abstrak. Untuk lebih memudahkan siswa
belajar matematika, guru hendaknya memilih strategi yang tepat untuk
menyajikan materi dalam pembelajaran.
Ijin share ya.
ReplyDeleteMakasih..