Penilaian Bayi
Penilaian kegawatan pada bayi dan anak yang mengalami kegawatan tidak
lebih dari 30 detik yang meliputi:
1)
Airway
Apakah ada obstruksi yang
menghalangi jalan nafas, apakah memerlukan alat bantu jalan nafas, apakah ada
cedera pada leher.
2)
Breathing
Frekuensi nafas, gerak nafas,
aliran udara pernafasan, warna kulit/mukosa.
3)
Circulation
Frekuensi, tekanan darah,
denyut sentral, perfusi kulit (capillary refilling time, suhu, mottling),
perfusi serebral, reaksi kesadaran (tonus otot, mengenal, ukuran pupil,
postur)
Posisi
Bayi
Untuk dapat dilakukan resusitasi jantung paru, penderita harus
dibuat dalam posisi terlentang dan diusahakan satu level atau datar. Posisi
untuk bayi baru lahir (neonatus) leher sedikit ekstensi, atau dengan meletakkan
handuk atau selimut di bawah bahu bayi sehingga bahu terangkat 2-3 cm (gambar
2.1).
Posisi Penolong Resusitasi
Penolong
sebaiknya berdiri disamping penderita dalam posisi dimana ia dapat melakukan
gerakan bantuan nafas dan bantuan sirkulasi tanpa harus merubah posisi tubuh
(gambar 2.2).
Teknik Resusitasi
Airway : membuka jalan nafas
1)
Tentukan derajat kesadaran dan
kesulitan nafas.
2)
Buka jalan nafas dengan cara
tengadahkan kepala dan topang dagu (head tilt and chin lift) bila tidak
terdapat cedera kepala atau leher dengan cara satu tangan pada dahi, tekan ke
belakang. Jari tangan lain pada rahang bawah, dorong keluar dan ke atas (gambar
2.3). Gerakan ini akan mengangkat pangkal lidah ke atas sehingga jalan nafas
terbuka. Lidah yang jatuh ke belakang sering menjadi penyebab obstruksi jalan
nafas pada penderita yang tidak sadar.
3)
Gerakan mendorong rahang ke
bawah ke depan (jaw thrust) juga dapat membuka jalan nafas bila
diketahui terdapat cedera leher atau kepala.
4)
Membersihkan benda asing dapat
dilakukan dengan :
(1)
Finger sweep: yaitu dengan menggunakan jari telunjuk
dan jari tengah penolong untuk membebaskan sumbatan jalan nafas yang
diakibatkan oleh sisa makanan.
(2)
Heimlich manuver
(3)
Abdominal/chest thrust (Gambar 2.4)
(4)
Suction (pengisapan): yaitu membersihkan jalan nafas dilakukan pengisapan
lendir/cairan dengan menggunakan suction. Pada bayi dimulai dengan mengisap
mulut terlebih dahulu kemudian bagian hidung supaya tidak terjadi aspirasi dan
dilakukan tidak lebih dari 5 detik.
5)
Setelah jalan nafas terbuka
harus dinilai/evakuasi pernafasan dengan
melihat, mendengar dan merasakan adanya hembusan nafas.
: Breathing
1)
Dekatkan pipi penolong pada
hidung dan mulut penderita, lihat dada penderita.
2)
Lihat, dengar dan rasakan
pernafasan ( 5 – 10 detik).
3)
Jika tidak ada nafas lakukan
bantuan nafas buatan/Ventilasi Tekanan Positif (VTP) .
4)
Pada Neonatus dan bayi < 1
tahun : pasang sungkup di wajah, menutupi pipi, mulut dan hidung dan
selanjutnya rapatkan.
5)
Pada anak > 1 tahun pasang
sungkup yang menutupi mulut, sedangkan hidung dapat dijepit dengan jari
telunjuk dan ibu jari penolong.
6)
Lakukan tiupan nafas dengan
mulut atau balon resusitasi. Berikan nafas buatan untuk neonatus 30-60
kali/menit, dan 20 kali untuk bayi dan anak yang kurang dari 8 tahun.
Breathing
7)
Evaluasi pemberian nafas buatan
dengan cara mengamati gerakan turun naik dada. Bila dada naik maka kemungkinan
tekanan adekwat. Bila dada tidak naik cek kembali posisi anak, perlekatan sungkup, tekanan yang
diberikan, periksa jalan nafas apakah ada mucus atau tidak bila ada dapat
dilakukan penghisapan dengan suction.
8)
Setelah dilakukan ventilasi
selama satu menit, evaluasi apakah bayi atau anak dapat bernafas secara
spontan, Lakukan penilaian pulsasi tidak
boleh lebih dari 10 detik. Jika pulsasi ada dan penderita tidak bernafas, maka
hanya dilakukan bantuan nafas sampai penderita bernafas spontan.
C: Circulation
1)
Jika pulsasi tidak ada atau
terjadi bradikardi maka harus dilakukan kompresi dada sehingga memberikan
bantuan sirkulasi disertai bantuan nafas secara ritmik dan terkoordinasi. Pada neonatus pemberian kompresi jantung
diberikan bila didapat pulsasi bayi < 60 kali/menit.
2)
Posisi tempat kompresi :
(1)
Pada neonatus: 1 jari dibawah
linea interpapilaris.
(2)
Pada bayi: Sternum bagian
bawah.
(3)
Pada anak: 2 jari diatas
prosesus xipoideus.
3)
Tangan yang melakukan kompresi
:
(1)
Neonatus : menggunakan 2 jari
tangan atau 2 ibu jari.
(2) Bayi : dengan menggunakan 2 jari.
No comments:
Post a Comment