Thursday, June 28, 2012

Tatalaksana Tindakan Resusitasi



Penilaian Bayi
Penilaian kegawatan pada bayi dan anak yang mengalami kegawatan tidak lebih dari 30 detik yang meliputi:
1)     Airway
 Apakah ada obstruksi yang menghalangi jalan nafas, apakah memerlukan alat bantu jalan nafas, apakah ada cedera pada leher.
2)     Breathing
 Frekuensi nafas, gerak nafas, aliran udara pernafasan, warna kulit/mukosa.
3)     Circulation
 Frekuensi, tekanan darah, denyut sentral, perfusi kulit (capillary refilling time, suhu, mottling), perfusi serebral, reaksi kesadaran (tonus otot, mengenal, ukuran pupil, postur)
  Posisi Bayi
Untuk dapat dilakukan resusitasi jantung paru, penderita harus dibuat dalam posisi terlentang dan diusahakan satu level atau datar. Posisi untuk bayi baru lahir (neonatus) leher sedikit ekstensi, atau dengan meletakkan handuk atau selimut di bawah bahu bayi sehingga bahu terangkat 2-3 cm (gambar 2.1).
Posisi Penolong Resusitasi
Penolong sebaiknya berdiri disamping penderita dalam posisi dimana ia dapat melakukan gerakan bantuan nafas dan bantuan sirkulasi tanpa harus merubah posisi tubuh (gambar 2.2).



Teknik Resusitasi
Airway :  membuka jalan nafas
1)     Tentukan derajat kesadaran dan kesulitan nafas.
2)     Buka jalan nafas dengan cara tengadahkan kepala dan topang dagu (head tilt and chin lift) bila tidak terdapat cedera kepala atau leher dengan cara satu tangan pada dahi, tekan ke belakang. Jari tangan lain pada rahang bawah, dorong keluar dan ke atas (gambar 2.3). Gerakan ini akan mengangkat pangkal lidah ke atas sehingga jalan nafas terbuka. Lidah yang jatuh ke belakang sering menjadi penyebab obstruksi jalan nafas pada penderita yang tidak sadar.
  
3)     Gerakan mendorong rahang ke bawah ke depan (jaw thrust) juga dapat membuka jalan nafas bila diketahui terdapat cedera leher atau kepala.

4)     Membersihkan benda asing dapat dilakukan dengan :
(1)    Finger sweep: yaitu dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah penolong untuk membebaskan sumbatan jalan nafas yang diakibatkan oleh sisa makanan.
(2)    Heimlich manuver
(3)    Abdominal/chest thrust (Gambar 2.4)
(4)    Suction (pengisapan): yaitu membersihkan jalan nafas dilakukan pengisapan lendir/cairan dengan menggunakan suction. Pada bayi dimulai dengan mengisap mulut terlebih dahulu kemudian bagian hidung supaya tidak terjadi aspirasi dan dilakukan tidak lebih dari 5 detik.
5)     Setelah jalan nafas terbuka harus dinilai/evakuasi pernafasan  dengan melihat, mendengar dan merasakan adanya hembusan nafas.

: Breathing

1)     Dekatkan pipi penolong pada hidung dan mulut penderita, lihat dada penderita.
2)     Lihat, dengar dan rasakan pernafasan ( 5 – 10 detik).
3)    Jika tidak ada nafas lakukan bantuan nafas buatan/Ventilasi Tekanan Positif (VTP) .
4)     Pada Neonatus dan bayi < 1 tahun : pasang sungkup di wajah, menutupi pipi, mulut dan hidung dan selanjutnya rapatkan.
5)     Pada anak > 1 tahun pasang sungkup yang menutupi mulut, sedangkan hidung dapat dijepit dengan jari telunjuk dan ibu jari penolong.
6)     Lakukan tiupan nafas dengan mulut atau balon resusitasi. Berikan nafas buatan untuk neonatus 30-60 kali/menit, dan 20 kali untuk bayi dan anak yang kurang dari 8 tahun.


Breathing

7)     Evaluasi pemberian nafas buatan dengan cara mengamati gerakan turun naik dada. Bila dada naik maka kemungkinan tekanan adekwat. Bila dada tidak naik cek kembali posisi  anak, perlekatan sungkup, tekanan yang diberikan, periksa jalan nafas apakah ada mucus atau tidak bila ada dapat dilakukan penghisapan dengan suction.
8)     Setelah dilakukan ventilasi selama satu menit, evaluasi apakah bayi atau anak dapat bernafas secara spontan,  Lakukan penilaian pulsasi tidak boleh lebih dari 10 detik. Jika pulsasi ada dan penderita tidak bernafas, maka hanya dilakukan bantuan nafas sampai penderita bernafas spontan.

C: Circulation
1)      Jika pulsasi tidak ada atau terjadi bradikardi maka harus dilakukan kompresi dada sehingga memberikan bantuan sirkulasi disertai bantuan nafas secara ritmik dan terkoordinasi.  Pada neonatus pemberian kompresi jantung diberikan bila didapat pulsasi bayi < 60 kali/menit.


2)      Posisi tempat kompresi :
(1)    Pada neonatus: 1 jari dibawah linea interpapilaris.
(2)    Pada bayi: Sternum bagian bawah.
(3)    Pada anak: 2 jari diatas prosesus xipoideus.
3)      Tangan yang melakukan kompresi :
(1)    Neonatus : menggunakan 2 jari tangan atau 2 ibu jari.
(2)  Bayi : dengan menggunakan 2 jari.

No comments:

Post a Comment