Thursday, April 25, 2013

Struktur Kepemilikan Saham




Struktur kepemilikan saham merupakan suatu daftar yang Menunjukan besarnya tingkat presentase kepemilikan yang berbeda dari para investor pada suatu perusahaan dimana para pemegang saham tersebut memiliki hak yang pantas dipertimbangkan dalam literature perusahaan. Suatu perusahaan dapat dimiliki oleh berbagai pihak mulai individu maupun secara kolektif dengan presentase kepemilikan yang berbeda-beda (John While, 2001:252-254).
Perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas modalnya berupa saham dan merupakan perusahaan surat berharga. Adapun beberapa karakteristik yuridis kepemilikan saham suatu perusahaan (Tjiptono Darmadji, 2001:5-6) antara lain pertama, Limited risk, artinya pemegang saham hanya bertanggung jawab sampai jumlah yang disetorkan ke dalam perusahaan. Kedua, Ultimate control, artinya pemegang saham (secara kolektif) akan menentukan arah dan tujuan perusahaan. Ketiga, Residual claim, artinya pemegang saham merupakan pihak terakhir yang mendapat pembagian hasil usaha perusahaan (dalam bentuk deviden) dan sisa asset dalam proses likuidasi perusahaan. Pemegang saham memiliki posisi yunior disbanding pemegang obligasi atau kreditor.
Dalam kepemilikan saham terdapat beberapa hal baik yang akan diperoleh (Yusuf Anwar, 2005:32), misalnya oleh karena memiliki saham, peluang memperoleh hasil cukup besar karena sebagai sekuritas, penyertaan berhak berperan serta dalam laba residual perusahaan. Selain itu, dengan memiliki saham dimana penghasilan berjalan diperoleh dari pembayaran deviden, iklim investasi yang tidak menentu membuat investor meningkatkan pembagian deviden. Kemudian, jika berinvestasi pada saham akan lebih mudah dicairkan dan mudah diperjualbelikan dengan biaya transaksi yang cukup rendah dan ini pun terjangkau oleh penabung dan investor individual. Harga pasarnya pun umumnya mencerminkan laba potensial perusahaan, maka semakin besar laba semakin besar kenaikan harga saham.
Selain memiliki beberapa hal baik dalam kepemilikan saham juga terdapat hal-hal yang kurang baik/kurang menguntungkan. Misalnya, oleh karena risiko yang cukup tinggi termasuk bisnis financial serta risiko daya beli pasar, hal ini semua dapat berpengaruh negative terhadap hasil dan deviden (Yusuf Anwar, 2005:33). Selain itu, karena factor sulitnya  menilai saham dan memilih saham yang berprestasi., hal ini akan mempengaruhi perkiraan dan harapan tentang arah dari harga saham di masa depan. Penghasilan berjalan dari saham pun relative rendah dibandingkan dengan bunga obligasi. 

No comments:

Post a Comment