Wednesday, April 24, 2013


 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Bekerja dikegiatan Pertanian
Keputusan individu untuk bekerja ditentukan oleh motivasi individu tersebut, motivasi individu untuk berparsipasi dalam sektor yang diinginkan diklasifikasikan dalam dua tipe. Tipe pertama demand-pull motivation yang merupakan motivasi untuk mendifersifikasi pekerjaaan, berkaitan denga upah dan perbedaan resiko dari masing-masing pekerjaan. Sedangkan tipe kedua adalah distress-push motivation yaitu motivasi yang berkaitan dengan ketidakcukupan pendapatan yang diterima dan ketiadaan peluang untuk kelancaran konsumsi dan produksi, seperti kredit dan asuransi (Davis, 2003).
Kemampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan pertanian terkait dengan akses individu atau rumah tangga terhadap aktivitas tersebut. Sehingga antara satu 29
individu dengan individu lainnya tidak sama. Dalam menentukan jenis pekerjaan, seorang individu disektor pertanian dipengaruhi oleh beberapa faktor yang antara lain : tingkat upah riil, luas tanah garapan, pendapatan diluar sektor pertanian, status garapan, faktor kelembagaan hubungan kerja dan kondisi agroekosistem (Sumaryanto, 1990). Lebih lanjut menurut Nasir (2005) faktor yang mempengaruhi individu dalam menentukan jenis pekerjaanya meliputi: pendidikan, usia, tingkat melek huruf dan angka, serta pengalaman kerja dan pelatihan. Sedangkan menurut Susilo faktor penentu pilihan individu untuk bekerja baik disektor pertanian maupun non pertanian terdiri dari: pendidikan yang telah ditempuh oleh individu, investasi daerah, usia individu, dan jenis kelamin individu tersebut.
Isyanto (2010) menambahkan faktor lain yang mempengaruhi keputusan angkatan kerja untuk bekerja dikegiatan pertanian meliputi faktor individu, faktor usaha tani dan faktor wilayah. Faktor individu terdiri dari umur dan pendidikan yang telah ditempuh oleh angkatan kerja. Faktor usaha tani berkaitan dengan tingkat pendapatan yang ditawarkan oleh kegiatan pertanian dan luas lahan yang dimiliki dan digunakan untuk melakukan usaha tani tersebut. Sedangkan faktor wilayah terkait dengan jarak antara kegiatan usaha tani dengan pasar untuk produk pertanian tersebut.
Menurut Beyne (2008) beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan individu untuk bekerja disektor pertanian atau diluar sektor pertanian. Tingkat pendidikan formal merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keputusan individu, karena semakin tinggi tingkat pendidikan akan membuat individu cenderung untuk memilih kegiatan diluar sektor pertanian. Faktor lain yang berpengaruh adalah usia individu, pada individu dengan usia lebih tua kemungkinan berparsipasi pada sektor pertanian lebih besar probabilitasnya dibandingkan dengan individu yang berusia lebih muda.
Allasaf, Majdalwai dan Nawash (2011) menambahkan faktor yang berpengaruh terhadap keputusan individu untuk bekerja di sektor pertanian adalah usia, tingkat pendidikan kepala rumah tangga, pendapatan disektor pertanian, menajemen konservasi lahan dan perolehan kredit pertanian. Individu berusia muda dan terlebih berjenis kelamin laki-laki akan lebih memilih untuk bekerja pada kegiatn diluar pertanian. Selain itu individu yang memiliki tingkat pendidikan rendah sangat terbatas untuk mengakses pekerjaan pada kegiatan diluar sektor pertanian, sehingga akan cenderung mendorong individu untuk bekerja pada kegiatan pertanian. Sebagai individu yang rasional, tingkat pendapatan sangat mempengaruhi keputusan individu dalam memilih jenis pekerjaan. Bila kegiatan pertanian masih memberikan penghasilan yang tinggi dan dapat menghasilkan asset yang besar, maka individu akan memilih untuk bekerja pada kegiatan pertanian. Sedangkan faktor konservasi lahan dan perolehan kredit pertanian memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan bekerja pada sektor pertanian. Ini dikarenakan kedua faktor tersebut sangat mendukung peningkatan usaha tani yang pada akhirnya akan semakin menjadi daya tarik pada sektor pertanian itu sendiri.
Sedangkan menurut Anim (2011) faktor yang mempengaruhi penawaran tenaga kerja untuk bekerja dikegiatan pertanian antara lain : pengalaman bertani, jenis kelamin, usia, jenis pertanian, luas lahan garapan, struktur organisasi pertanian, kepemilikan peralatan (mesin) untuk kegiatan pertanian, jumlah anggota rumah tanggayang bekerja diluar kegiatan pertanian, jumlah tanggungan rumah tangga, pendapatan (upah riil), jarak dengan pasar hasil pertanian, serta pengetahuan dan teknologi. Pengalaman bertani, jenis kelamin, usia, jenis pertanian, luas lahan garapan, struktur organisasi pertanian, dan kepemilikan peralatan (mesin) untuk kegiatan pertanian memiliki pengaruh yang positif terhadap penawaran tenaga kerja dikegiatan pertanian. Sedangkan jumlah anggota rumah tangga yang bekerja diluar kegiatan pertanian, jumlah tanggungan rumah tangga, pendapatan (upah riil), jarak dengan pasar hasil pertanian, serta pengetahuan dan teknologi memiliki pengaruh yang negatif terhadap penawaran tenaga kerja dikegiatan pertanian. 

No comments:

Post a Comment