Wednesday, May 8, 2013

Isi Teori Agensi



Teori agensi menjelaskan hubungan kontraktual antara manajer (agen)
dengan pemilik, kreditor dan pihak lain (prinsipal). Hubungan keagenan adalah
sebuah kontrak antara prinsipal dan agen (Jensen and Meckling., 1976). Inti dari
hubungan keagenan adalah terdapat pemisahan antara kepemilikan dan
pengelolaan perusahaan. Prinsipal akan menyediakan fasilitas dan dana untuk
menjalankan perusahaan serta mendelegasikan kebijakan pembuatan keputusan
kepada agen. Prinsipal memiliki harapan bahwa agen akan menghasilkan return
dari uang yang mereka investasikan atas pengelolaan perusahaannya. Menurut
Lestari dan Chariri (2007), terdapat tiga macam hubungan dalam kerangka teori
keagenan, yaitu hubungan antara manajer dengan pemilik (bonus plan
hypothesis), hubungan antara manajer dengan kreditor (debt/equity hypothesis),
dan hubungan manajer dengan pemerintah (political cost hypothesis). Adanya
dorongan bagi pihak manajemen untuk melakukan pengungkapan sukarela
didasarkan pada teori keagenan, yang dapat digunakan untuk mengurangi
asimetris informasi.
Dalam teori agensi, diasumsikan bahwa masing-masing individu
cenderung untuk mementingkan diri sendiri. Hal ini menimbulkan adanya konflik
kepentingan antara prinsipal dan agen. Prinsipal memiliki kepentingan untuk
16
memaksimalkan keuntungan mereka sedangkan agen memiliki kepentingan untuk
memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya. Konflik akan
terus meningkat karena prinsipal tidak dapat mengawasi aktivitas agen sehari-hari,
yaitu untuk memastikan bahwa agen telah bekerja sesuai dengan keinginan dari
prinsipal. Hal ini akan menyebabkan ketidakseimbangan informasi antara agen
dan prinsipal.
Teori keagenan menggunakan insentif manajemen untuk menjelaskan
pengungkapan sukarela. Watson et al. (2002) mengemukakan bahwa manajer
memiliki insentif untuk meningkatkan pengungkapan untuk meyakinkan
pemegang saham bahwa mereka bertindak secara optimal karena mereka tahu
bahwa pemegang saham berusaha untuk mengendalikan perilaku mereka melalui
kegiatan pemantauan. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengurangi biaya
agensi adalah dengan meningkatkan pengungkapan perusahaan (Aly et al., 2010).
Sebagai wujud dari akuntabilitas agen kepada prinsipal, setiap periode
agen memberikan laporan mengenai informasi perusahaan kepada prinsipal.
Informasi yang diungkapkan dalam penelitian ini yaitu melalui website
perusahaan. Agen diharapkan dapat mengungkapkan informasi secara luas,
sehingga bisa mengurangi konflik yang ada, ketika prinsipal merasa bahwa agen
telah bekerja sesuai keinginan mereka. Laporan keuangan merupakan bentuk
pertanggungjawaban manajemen atas pengelolaan kekayaan perusahaan yang
dipercayakan, sehingga agen akan berusaha untuk memenuhi seluruh keinginan
principal dengan cara mengungkapkan informasi sebanyak-banyaknya (Almilia,
2009).

No comments:

Post a Comment