Teori
agensi menjelaskan hubungan kontraktual antara manajer (agen)
dengan
pemilik, kreditor dan pihak lain (prinsipal). Hubungan keagenan adalah
sebuah
kontrak antara prinsipal dan agen (Jensen and Meckling., 1976). Inti dari
hubungan
keagenan adalah terdapat pemisahan antara kepemilikan dan
pengelolaan
perusahaan. Prinsipal akan menyediakan fasilitas dan dana untuk
menjalankan
perusahaan serta mendelegasikan kebijakan pembuatan keputusan
kepada
agen. Prinsipal memiliki harapan bahwa agen akan menghasilkan return
dari
uang yang mereka investasikan atas pengelolaan perusahaannya. Menurut
Lestari
dan Chariri (2007), terdapat tiga macam hubungan dalam kerangka teori
keagenan,
yaitu hubungan antara manajer dengan pemilik (bonus plan
hypothesis),
hubungan antara manajer dengan kreditor (debt/equity hypothesis),
dan
hubungan manajer dengan pemerintah (political cost hypothesis). Adanya
dorongan
bagi pihak manajemen untuk melakukan pengungkapan sukarela
didasarkan
pada teori keagenan, yang dapat digunakan untuk mengurangi
asimetris
informasi.
Dalam
teori agensi, diasumsikan bahwa masing-masing individu
cenderung
untuk mementingkan diri sendiri. Hal ini menimbulkan adanya konflik
kepentingan
antara prinsipal dan agen. Prinsipal memiliki kepentingan untuk
16
memaksimalkan
keuntungan mereka sedangkan agen memiliki kepentingan untuk
memaksimalkan
pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya. Konflik akan
terus
meningkat karena prinsipal tidak dapat mengawasi aktivitas agen sehari-hari,
yaitu
untuk memastikan bahwa agen telah bekerja sesuai dengan keinginan dari
prinsipal.
Hal ini akan menyebabkan ketidakseimbangan informasi antara agen
dan prinsipal.
Teori
keagenan menggunakan insentif manajemen untuk menjelaskan
pengungkapan
sukarela. Watson et al. (2002) mengemukakan bahwa manajer
memiliki
insentif untuk meningkatkan pengungkapan untuk meyakinkan
pemegang
saham bahwa mereka bertindak secara optimal karena mereka tahu
bahwa
pemegang saham berusaha untuk mengendalikan perilaku mereka melalui
kegiatan
pemantauan. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengurangi biaya
agensi
adalah dengan meningkatkan pengungkapan perusahaan (Aly et al., 2010).
Sebagai
wujud dari akuntabilitas agen kepada prinsipal, setiap periode
agen
memberikan laporan mengenai informasi perusahaan kepada prinsipal.
Informasi
yang diungkapkan dalam penelitian ini yaitu melalui website
perusahaan.
Agen diharapkan dapat mengungkapkan informasi secara luas,
sehingga
bisa mengurangi konflik yang ada, ketika prinsipal merasa bahwa agen
telah
bekerja sesuai keinginan mereka. Laporan keuangan merupakan bentuk
pertanggungjawaban
manajemen atas pengelolaan kekayaan perusahaan yang
dipercayakan,
sehingga agen akan berusaha untuk memenuhi seluruh keinginan
principal
dengan cara mengungkapkan informasi sebanyak-banyaknya (Almilia,
2009).
No comments:
Post a Comment