Financial distress merupakan kondisi
dimana keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Kondisi financial distress terjadi sebelum
perusahaan mengalami kebangkrutan. Kebangkrutan dapat diartikan sebagai suatu
keadaan atau situasi di mana perusahaan gagal atau tidak mampu lagi memenuhi
kewajibankewajiban debitur karena perusahaan mengalami kekurangan dan
ketidakcukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya lagi. Model financial distress perlu dikembangkan,
karena dengan mengetahui kondisi financial
distress perusahaan sejak dini diharapkan dapat dilakukan tindakan-tindakan
untuk mengantispasi yang mengarah kepada kebangkrutan (Purwanti, 2005).
Menurut Atmini (2005), financial
distress adalah suatu konsep luas yang terdiri dari beberapa situasi dimana
suatu perusahaan menghadapi masalah kesulitan keuangan. McCue (1991)
mendefinisikan financial distress
sebagai arus kas negatif, sedangkan Tirapat dan Nittayagasetwat (1999)
mengatakan bahwa perusahaan mengalami financial
distress jika perusahaan menghentikan operasinya dan perusahaan
merencanakan untuk melakukan restrukturisasi.
Prediksi kondisi
financial distress suatu perusahaan
menjadi perhatian banyak pihak. Pihak-pihak yang menggunakan model tersebut
meliputi (Purwanti, 2005):
1. Pemberi
pinjaman
Penelitian berkaitan dengan prediksi
financial distress mempunyai
relevansi terhadap institusi pemberi pinjaman, baik dalam memutuskan apakah
akan memberikan suatu pinjaman dan menentukan kebijakan untuk mengawasi
pinjaman yang telah diberikan.
2. Investor
Model prediksi financial distress dapat membantu investor ketika akan menilai
kemungkinan masalah suatu perusahaan dalam melakukan pembayaran kembali pokok
dan bunga.
3. Pembuat
peraturan
Lembaga regulator mempunyai tanggung
jawab mengawasi kesanggupan membayar hutang dan menstabilkan perusahaan
individu. Hal ini menyebabkan perlunya suatu model yang aplikatif untuk
mengetahui kesanggupan perusahaan membayar hutang dan menilai stabilitas perusahaan.
4. Pemerintah
Prediksi financial distress juga penting bagi pemerintah dan antitrust regulation.
5. Auditor
Model prediksi financial distress dapat menjadi alat yang berguna bagi auditor
dalam membuat penilaian going concern suatu
perusahaan
6. Manajemen
Apabila perusahaan mengalami
kebangkrutan maka perusahaan akan menanggung biaya langsung (fee akuntan dan pengacara) dan biaya
tidak langsung (kerugian penjualan atau kerugian paksa akibat ketetapan
pengadilan) sehingga dengan adanya model prediksi financial distress, diharapkan perusahaan dapat menghindari
kebangkrutan dan otomatis juga dapat menghindari biaya langsung dan tidak
langsung dari kebangkrutan.
Dalam penelitian
yang terdahulu, pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kondisi suatu
perusahaan yang mengalami financial
distress dapat ditentukan dengan berbagai cara, seperti (i) Lau (1987) dan
Hill, Perry dan Andes (1996) menggunakan adanya pemberhentian tenaga kerja atau
menghilangkan pembayaran deviden; (ii) Asquith, Gertner dan Scharfstein (1994)
menggunakan interest coverage ratio
untuk mendefinisikan financial distress;
(iii) Whitaker (1999) mengukur financial
distress dengan cara adanya arus kas yang lebih kecil dari utang jangka
panjang saat ini; (iv) John, Lang dan Netter (1992) mendefinisikan financial distress sebagai perubahan
harga ekuitas.
Platt dan Platt
(2002) melakukan penelitian terhadap 24 perusahaan yang mengalami financial distress dan 62 perusahaan
yang tidak mengalami financial distress,
dengan menggunakan model logit mereka berusaha untuk menentukan rasio keuangan
yang paling dominan untuk memprediksi adanya financial distress. Temuan dari penelitian ini adalah:
a. Variabel
EBITDA/sales, current assets/current liabilities dan cash flow growth rate
memiliki hubungan negatif terhadap kemungkinan perusahaan akan mengalami financial distress. Semakin besar rasio
ini maka semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami financial distress.
b. Variabel
net fixed assets/total assets, long-term
debt/equity dan notes payable/total assets memiliki hubungan positif
terhadap kemungkinan perusahaan akan mengalami financial distress. Semakin besar rasio ini maka semakin besar
kemungkinan perusahaan mengalami financial
distress.
Klik disini untuk DOWNLOAD SKRIPSI FULL CONTENT
No comments:
Post a Comment