McCue (1991)
meneliti kesehatan keuangan rumah sakit di California. Sampel yang digunakan
421 rumah sakit untuk tahun 1985-1986 dan 395 rumah sakit untuk tahun
1986-1987. Dari tiga tahun fiskal, dua sampel diolah. Sampel pertama
menggunakan data tahun 1984-1985 dan 1986-1986 untuk membangun model. Sampel
kedua menggunakan data tahun 1986-1987 sebagai model holdout untuk menguji kekuatan model prediksi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dalam model arus kas dan laba, variabel yang signifikan yaitu
ijin rawat inap, sistem non profit,
tingkat hunian kamar, umur piutang, umur aktiva, dan total hutang terhadap
total aktiva. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kekuatan prediksi laba lebih
baik dibandingkan dengan kekuatan prediksi menggunakan arus kas.
Selanjutnya,
Atmini (2005) melakukan penelitian mengenai manfaat laba dan arus kas untuk
memprediksi kondisi financial distress
pada perusahaan textile mill product and
apparel and other textile product yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Dalam penelitian tersebut, ia menggunakan 21 variabel yang terdiri dari
penjualan bersih, perputaran persediaan, status perusahaan, ukuran perusahaan,
jumlah karyawan, current ratio, acid
ratio, days in account receivables, pendapatan total, beban usaha, beban overhead, beban gaji, operating profit margin, return on assets,
total assets turnover, net fixed assets turnover, net fixed assets,
rata-rata umur aktiva tetap, total debt to total assets, longterm debt to total assets, dan equity to total asets. Hasil
penelitiannya adalah bahwa model laba merupakan model yang lebih baik daripada
model arus kas dalam memprediksi kondisi financial
distress suatu perusahaan.
No comments:
Post a Comment