Minat beli tidak dapat dipisahkan dari teori keputusan pembelian
komsumen, karena minat merupakan salah satu dari proses akhir keputusan
pembelian dari konsumen. Menurut Fishbein dan Ajzen (1975), intention (minat)
adalah adalah sebuah rencana atau bagaimana seseorang akan berperilaku dari
siatuasi tertentu dengan cara-cara tertentu baik seseorang akan melakukannya atau
tidak. Sedangkan menurut Peter dan Olsen (2000) intention adalah sebuah rencana untuk terlibat dalam suatu perilaku khusus guna mencapai tujuan. Sedangkan
menurut Peter dan Olsen (2000) intention adalah sebuah rencana untuk terlibat
dalam suatu perilaku khusus guna mencapai tujuan.
Menurut Cobb-Walgren, Ruble, dan Donthu (1995) minat beli merupakan
suatu pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian
suatu produk pada merek-merek tertentu. Pada dasarnya seseorang jika berniat
untuk membeli biasanya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti dorongan dan
pertimbangan-pertimbangan tertentu. Dodds, Monroe, dan Grewal (1991)
mengemukakan bahwa minat beli didefinisikan sebagai kemungkinan seorang
untuk membeli suatu produk tertentu yang dilihatnya.
Jika seseorang
menginginkan produk dan merasa tertarik untuk memiliki produk tersebut maka
mereka berusaha untuk membeli produk tersebut. Selain itu faktor rekomendasi
dari pihak lain juga sangat penting dalam mempengaruhi minat konsumen pada
proses pembelian. Minat beli yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan
suatu tindakan pembelian dipengaruhi oleh sikap maupun variabel lainnya. Seperti
misalnya minat dianggap sebagai penangkap atau perantara faktor-faktor
motivasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku, menunjukkan
seberapa kuat seseorang berani mencoba, menunjukkan seberapa banyak upaya
yang direncanakan seseorang untuk dilakukan, dan minat juga merupakan yang
paling dekat dan berhubungan dengan perilaku selanjutnya, dalam hal ini yaitu
terkait dengan pembelian suatu barang.
Dalam buku principle of marketing, Philip Kotler (2000) berpendapat
bahwa pada perusahaan yang berfokus pada pelanggan, dimana kepuasan
konsumen atau pelanggan merupakan sasaran dan faktor utama dalam sukses
perusahaan. Perusahaan jenis ini menyadari bahwa pelanggan yang merasa amat
puas dengan produk yang dihasilakan memberikan beberapa manfaat bagi
perusahaan. Mereka akan membeli produk tambahan ketika perusahaan
memeperkenalkan produk baru yang berkaitan atau produk baru dengan perbaikan
dari produk sebelumnya. Kotler menyatakan bahwa pelanggan yang puas akan
kinerja perusahaan memiliki ciri yaitu; melakukan pembelian, membeli produk lain dari perusahaan, sering menceritakan mengenai perusahaan dan cenderung
kurang perhatian terhadap iklan atau promosi perusahaan pesaing.
Baca selengkapnya....>>>
Klik Disini untuk Downlad Skripsi Lengkap
No comments:
Post a Comment