Friday, April 5, 2019

Definisi Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter adalah suatu gaya membatasi dan menghukum yang menuntut anak untuk mengikuti perintah-perintah orang tua dan menghormati pekerjaan dan usaha. Orang tua yang otoriter menerapkan batas-batas yang tegas dan tidak memberi peluang yang besar kepada anak-anak untuk berbicara (bermusyawarah). Pengasuhan yang otoriter diasosiasikan dengan inkompetensi sosial anak-anak. Misalnya, seorang orang tua yang otoriter mungkin mengatakan, “Kau lakukan itu sesuai dengan perintahku atau tidak sama sekali. Tidak usah banyak bicara!”. Anak-anak dengan orang tua yang otoriter seringkali cemas akan perbandingan sosial, gagal memprakarsai 20 kegiatan, dan memiliki keterampilan komunikasi yang rendah (Santrock, 2007).



Hurlock (1980) menjelaskan bahwa penerapan pola asuh otoriter sebagai disiplin orang tua secara otoriter yang bersifat disiplin tradisional. Dalam disiplin yang otoriter orang tua menetapkan peraturan-peraturan dan memberitahukan anak bahwa ia harus mematuhi peraturan tersebut. Anak tidak diberikan penjelasan mengapa harus patuh dan tidak diberi kesempatan mengemukakan pendapat meskipun peraturan yang ditetapkan tidak masuk akal. Menurut Santrock (2011) pola asuh otoriter adalah gaya membatasi dan menghukum ketika orang tua memaksa anak-anak untuk mengikuti arahan mereka dan menghormati pekerjaan serta upaya mereka.

Menurut Hurlock (1993) pola asuh dibagi menjadi tiga yaitu otoriter, demokratis, dan permisif. Ciri-ciri pola asuh otoriter anak harus tunduk dan patuh pada kehendak orang tua, pengontrolan orang tua pada tingkah laku anak sangat ketat hampir tidak pernah memberi pujian, sering memberikan hukuman fisik jika terjadi kegagalan memenuhi standar yang telah ditetapkan orang tua, Pengendalian tingkah laku melalui kontrol eksternal.

Pola asuh demokratis memiliki ciri-ciri anak diberi kesempatan untuk mandiri dan mengembangkan kontrol internal, anak diakui sebagai pribadi oleh orang tua dan turut dilibatkan dalam pengambilan keputusan, menetapkan peraturan serta mengatur kehidupan anak. Pola asuh permisif memiliki ciri-ciri kontrol orang tua kurang, Bersifat longgar atau bebas, anak kurang dibimbing dalam mengatur dirinya, Hampir tidak menggunakan hukuman, Anak diijinkan membuat keputusan sendiri dan dapat berbuat sekehendaknya sendiri. Hurlock (2005) menjelaskan bahwa dalam pola asuh otoriter, karena adanya sikap pengekangan orangtua, anak selalu menahan gejolak hati sehingga anak tampak tegang.

Apabila anak ada kesempatan dan mendapat jalan keluar, gejolak hati ini muncul dan dapat menimbulkan perilaku maladaptif

No comments:

Post a Comment