Wednesday, July 11, 2012

Tinjuan Kepustakaan Teoritis Skripsi tentang Air Hujan



Air hujan adalah air yang menguap karena panas dan dengan proses
kondensasi (perubahan uap air menjadi tetes air yang sangat kecil) membentuk
tetes air yang lebih besar kemudian jatuh kembali ke permukan bumi. Pada waktu
berbentuk uap air terjadi proses transportasi (pengangkutan uap air oleh angin
menuju daerah tertentu yang akan terjadi hujan). Ketika proses transportasi
tersebut uap air tercampur dan melarutkan gas-gas oksigen, nitrogen,
karbondioksida, debu, dan senyawa lain. Karena itulah, air hujan juga
mengandung debu, bakteri, serta berbagai senyawa yang terdapat dalam udara.
Jadi kualitas air hujan juga banyak dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya.
Air hujan diduga akan mengandung lebih banyak gas-gas daripada air
tanah, terutama kandungan CO2 dan O2. Air hujan biasanya tidak mengandung
garam-garam mineral, zat-zat racun, atau zat yang dapat mengandung kesehatan.
Karena itu hujan yang bersih dapat digunakan sebagai air minum apalagi untuk
keperluan mandi. Air hujan termasuk air lunak.
Air atmosfir dalam keadaan murni sangat bersih, tetapi sering terjadi
pengotoran karena industri, debu dan sebagainya. Oleh karena itu untuk
menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air
hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun, karena masih banyak
mengandung kotoran. Air hujan memiliki sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa
penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini mempercepat terjadinya
karatan (korosi) air hujan juga memiliki sifat lunak, sehingga boros terhadap
pemakaian sabun (Waluyo, 2005).
8
Untuk beberapa orang, rasa air hujan dianggap tidak enak atau terasa
hambar. Hal ini mungkin karena air hujan tidak banyak mengandung garamgaram
tetapi banyak mengandung gas.
Dibandingkan dengan air minum biasa, air hujan mempunyai sedikit
kelemahan yaitu kandungan garam-garam. Bila perlu ke dalam air hujan dapat
ditambahkan atau dibubuhi garam. Karena beberapa garam juga terdapat dalam
bahan makanan kita, sedang garam dapur selalu ditambahkan dalam persiapan
hidangan, maka dalam prakteknya bila dibubuhkan kapur saja sudah cukup. Kapur
yang dapat digunakan adalah kapur-kapur yang banyak didapat di pedagangpedagang
bahan bangunan. Sebelum digunakan kapur disaring sehingga baik
batu/kerikil serta kotoran lain dapat dipisahkan. Jumlah kapur yang ditambahkan
adalah 25-100 mg/liter (Hadi, 1973 dalam Winarno,1996). Bila penambahan
terlalu banyak rasa air akan menjadi pahit.

2 comments:

  1. terimakasih ilmunya. sangat bermanfaat. saya mohon izin untuk share untuk kepentingan siswa-siswa saya

    ReplyDelete
  2. trima kasih ilmunya,,,,telah mencerahkan kembali

    ReplyDelete